TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Islam Damai Aman (Idaman), Rhoma Irama, mengaku optimistis partai yang didirikannya akan menjadi partai besar pada 2019 mendatang. Menurut dia, hal itu terlihat dari antusiasme masyarakat untuk ikut bergabung ke partainya.
“Kami sudah memiliki perwakilan di seluruh provinsi di Indonesia, ini berarti antusias masyarakat sangat tinggi,” kata Rhoma Irama, dalam konfrensi pers di Jakarta, Senin, 12 Oktober 2015.
Rhoma Irama mengenalkan Partai Idaman pada 11 Juli lalu. Pada Rabu nanti, dia akan mendeklarasikan Dewan Pengurus Pusat (DPP) partai serta mengenalkan visi dan misi partai di Tugu Proklamasi, Jakarta. Dalam deklarasi tersebut, Rhoma akan menggunakan lagu dangdut untuk mengenalkan partainya.
Terjun di dunia politik sudah dilakukan Rhoma sejak 1977. Saat itu, pria yang kerap dijuluki Raja Dangdut ini bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan. Dia juga sempat menjadi juru kampanye Golkar dan kemudian kembali berlabuh di PPP.
Rhoma Irama sempat digadang-gadang menjadi calon Presiden yang oleh PPP. Namun pencalonannya gagal karena elektabilitas pendiri orkes Melayu Soneta Grup ini kalah dibandingkan dengan Suryadharma Ali. Rhoma Irama kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa pada Pemilu 2014.
Setelah dari PKB, Rhoma kembali memutuskan untuk pindah kendaraan politik. Pada awal 2015, dia bergabung dengan Partai Bulan Bintang. Namun karena konflik di PBB kian memanas, Rhoma memutuskan keluar dan mendirikan partai baru.
BAGUS PRASETIYO