TEMPO.CO, Boyolali - Kabut tebal menghalangi rencana pemadaman kebakaran di hutan Gunung Merbabu dengan cara pengeboman air (water bombing). “Sejak tiga hari terakhir kabut tebal menyelimuti lereng Gunung Merbabu sisi timur,” kata Komandan Komando Rayon Militer Ampel Boyolali yang juga Kepala Posko Penanggulangan Kebakaran Gunung Merbabu, Kapten Joko Priyanto, Kamis, 8 Oktober 2015.
Komandan Distrik Militer 0724/Boyolali Letnan Kolonel (Kav) Topri Daeng Balaw mengatakan, satu pesawat pemadam itu lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pada Kamis pukul 10.00. Pesawat tersebut diperkirakan tiba di Bandara Adi Soemarmo Surakarta pukul 11.00. “Pesawat, pilot, dan teknisinya itu satu paket dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jadi kami belum tahu detailnya,” kata Topri.
Topri berujar, daerah hanya bertugas menentukan koordinat titik api, mengkoordinasi petugas di darat, serta menyiapkan air untuk pengeboman. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Boyolali telah menyiapkan 60.000 liter air untuk pemadaman dari udara. “Pengeboman air ini dijadwalkan selama dua hari, Kamis dan Jumat,” ujar Topri.
Menurut Topri, ada dua titik api di hutan konservasi Gunung Merbabu wilayah Desa Ngargoloko, Kecamatan Ampel, Boyolali, yang akan menjadi sasaran pengeboman air. “Detail koordinat titik api, cuaca, dan kondisi medan terkini akan kami bahas dulu dalam rapat kecil. Kalau sudah turun kabut itu berbahaya bagi pesawat,” kata Topri.
Rapat untuk membahas hal ihwal medan serta cuaca di sekitar lokasi kebakaran hutan Gunung Merbabu tersebut melibatkan Musyawarah Pimpinan Daerah Boyolali, BPBD, Badan Nasional Taman Gunung Merbabu (BTNGM), dan tim pemadam dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Meski pesawat pemadam telah siap mengudara, proses pemadaman kebakaran secara konvensional di hutan Gunung Merbabu tetap dilaksanakan. “Petugas gabungan terus membuat sekat-sekat di bawah lokasi kebakaran yang berupa lereng-lereng terjal dengan kemiringan 75 derajat,” kata Topri.
Informasi yang diperoleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali Purwanto dari rapat koordinasi beberapa waktu lalu, pesawat pengebom air itu akan mengudara tiga kali dalam sehari. “Rencananya sekali terbang akan mengangkut sekitar 3.200 liter air. Tapi itu semua tergantung kondisi terkini di lapangan,” kata Purwanto.
Menurut Kepala BTNGM Wisnu Wibowo, kebakaran di hutan Gunung Merbabu sejak Ahad dua pekan lalu terjadi karena faktor alam. “Dampak El Nino yang sangat ekstrim panasnya menyebabkan kebakaran di hampir semua gunung di Indonesia, termasuk Gunung Ngandong di Magelang yang sebelumnya tidak pernah terbakar,” kata Wisnu.
DINDA LEO LISTY