TEMPO.CO, Sleman - Setelah menabrak sepasang suami-istri penjual gudeg hingga tewas pada Kamis pagi, 1 Oktober lalu, Mahendranata Afisena masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Kalasan.
Mengemudikan Mitsubshi Pajero, Mahendranata yang berprofesi sebagai dokter itu menabrak Yaminik, 48 tahun, dan Aris Nurhayati, 43 tahun. Keduanya ditabrak dari arah belakang saat pulang setelah berjualan gudeg di Jalan Magelang Kilometer 5, Mlati, Sleman, sekitar pukul 05.00.
Yaminik yang mengendarai sepeda motor Vario tewas di lokasi kejadian. Sementara istrinya Aris Nurhayati meninggal tak lama kemudian setelah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito. Setelah menabrak, Mahendranata justru memacu mobilnya ke arah utara. Mobil bernomor polisi AB-888-AV itu lalu menabrak tiang jalan layang Jombor, kemudian terguling dan ringsek.
Dari hasil tes, urine dokter spesialis ortopedi itu negatif narkotika. Namun urinenya mengandung 400 miligram alkohol. Dalam kasus tabrak lari ini, polisi sudah memeriksa sebanyak lima saksi. Karena kondisi Mahendranata, 35 tahun, sudah mulai stabil, polisi akan segera memeriksanya.
Mahendranata merupakan dokter lulusan Universitas Gadjah Mada dan sudah mengambil spesialis tulang (ortopedi). Ia pernah menjadi dokter residen ortopedi di Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito, Yogyakarta.
"Besok, Selasa, akan kami mintai keterangan," kata Ajun Komisaris Yugi Bayu Hindarto, Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Sleman, Senin, 5 Oktober 2015.
Polisi, kata Yugi, juga telah memeriksa darah dari pengemudi itu. Namun hasilnya belum keluar dari laboratorium. "Hasil cek darah tujuh hari dari pengambilan sampel," kata Yugi.
Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Kepolisian Resor Sleman Inspektur Wartono mengatakan kandungan alkohol untuk membuat seseorang mabuk tergantung kondisi tubuh. Polisi belum mengambil kesimpulan apakah pengemudi itu dalam keadaan mabuk atau hanya kehilangan konsentrasi karena mengantuk. Saat kejadian, Mahendranata mengemudikan Pajero seorang diri.
Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DIY Eko Suwanto mengatakan akan mengawal kasus ini. Ia meminta polisi bersikap transparan dalam mengusut kasus ini. “Tidak hanya kasus kecelakaan di Sleman tetapi se-Daerah Istimewa Yogyakarta," katanya.
MUH. SYAIFULLAH