TEMPO.CO , Jakarta: Hasanuddin (62) merelakan istrinya Eliawati (53) menjadi obyek penelitian oleh rumah sakit pendidikan Universitas Hasanuddin agar dokter atau peneliti bisa menemukan penyebab penyakit dan obat bagi Eliawati.
“Sudah hampir tiga tahun istri saya dirawat di ruang ICU, tapi belum diketahui apa penyakitnya,” kata Hasanuddin kepada Tempo, Sabtu, 3 Oktober 2015.
Menurut Hasanuddin, oleh dokter yang merawat, istrinya diduga terkena virus sehingga merusak sistim motoriknya. Dampaknya, pasien hanya bisa terbaring kaku di atas tempat tidur. Bernafas pun harus menggunakan alat bantu ventilator. “Komunikasi pun hanya dengan gerakan mata,” kata Hasanuddin.
Sebagai rumah sakit pendidikan, Unhas berharap bisa mempelajari dan mencari penyebab Eliawati tidak bisa bergerak. “Padahal istri saya adalah perempuan yang sangat aktif dan kuat. Biasa bawa mobil sendiri,” kata Hasanuddin, pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan yang sudah pensiun.
Dia menambahkan, selain rutin diberikan cairan, istrinya hanya diberikan susu sebagai sumber makanan. “Setiap hari kami ajak bicara dan berikan semangat untuk sembuh. Meski istri saya tidak bisa lagi bicara, tapi kami yakin istri saya masih mendengar,” kata Hasanuddin.
Direktur Rumah Sakit Unhas Alimin Maidin mengatakan, pihak rumah sakit memang sudah memiliki rencana untuk melakukan percobaan terhadap pasien, yaitu dengan melakukan operasi steam cell. “Tapi alatnya kemungkinan baru tiba tahun depan,” kata Alimin.
Dia mengatakan, jika operasi steam cell ini berhasil bisa membuat pasien Eliawati kembali sehat, maka biaya rumah sakit selama hampir 3 tahun sebesar Rp 3 miliar tidak ada artinya. “Karena percobaan steam cell ini akan menjadi sejarah pertama di Indonesia,” kata Aimin.
Menurut Alimin, steam cell adalah pengembangan ilmu baru dalam dunia kedokteran. Unhas mulai mengembangkan metode ini dengan membangun laboratorium steam cell. “Kami masih punya rasa optimis bahwa teknik ini bisa membantu pasien Eliawati,” katanya.
Dia menambahkan, Unhas sangat serius mengembangkan steam cell, karena akan mengangkat citra rumah sakit Unhas sebagai rumah sakit pendidikan. “Jika berhasil, maka seluruh dunia akan mengangkat jempol buat Unhas,” kata Alimin.
Menurut Alimin, kondisi Eliawati yang dirawat di ruang ICU rumah sakit Unhas, bisa dikatakan tidak hidup dan tidak mati. “Karena bernafas harus menggunakan alat. Kami serahkan ke kehendak Allah semoga ada jalan keluar yang diberikan untuk kesembuhannya,” katanya.
MUHAMMAD YUNUS