TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan dalam setiap motif batik memiliki filosofi tersendiri. Filosofi itu merupakan simbol keberagaman di Indonesia.
"Ya, setiap motif itu batik itu ada filosofinya. Ada waktu penggunaannya, tapi sekali lagi saya menggunakan batik tiap hari," kata Jokowi, di Sunter, Jakarta Utara, Jumat, 2 Oktober 2015. "Saya pakai motif dari Aceh sampai Papua kan ada sekarang. "Ciri khas batik Nusantara, kata dia, memiliki ribuan macam motif.
Jokowi mengatakan dia biasa membeli batik langsung dari perajin. Misalnya, ketika Jokowi sedang berkunjung ke suatu daerah. "Pekalongan, Lasem kan beda-beda. Di Papua pun. Serta Yogya, Solo banyak sekali macamnya seperti Sidomukti, Sidoluhur, dan Parang."
Dia tidak begitu hafal jenis dan motif batik yang dikenakannya. Karena menurut dia, semua pakaiannya disediakan langsung oleh Istri, Iriana Widodo.
Pemerintah menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Pemilihan Hari Batik Nasional berdasarkan keputusan UNESCO, yaitu Badan PBB yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, yang secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia pada 2 Oktober 2009.
UNESCO memasukkan batik dalam Daftar Representasi Budaya Warisan Manusia. Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia. Setelah ditetapkan Hari Batik Nasional, seluruh masyarakat, khususnya yang berkarier di instansi pemerintahan diwajibkan memakai batik sebagai seragam pada hari tertentu.
REZA ADITYA