TEMPO.CO, JMakassar - Tim SAR gabungan bergerak melakukan pencarian pesawat milik Aviastar rute Masamba-Makassar yang hilang. Tim SAR gabungan dikoodinasi di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin. Selain TNI Angkatan Udara, proses pencarian juga akan melibatkan TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, Kepolisian, Basarnas dan potensi masyarakat. Saat ini, sejumlah personel SAR gabungan sudah mulai bergerak ke sekitar Palopo, Sulawesi Selatan.
Kepala Dinas Personel Lanud Hasanuddin, Letnan Kolonel Handaka, mengatakan setelah mendapatkan kabar hilang kontaknya pesawat itu, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membentuk SAR gabungan. Operasi itu melibatkan satuan operasi, intelijen, jaringan informasi dan komunikasi serta SAR. "Kami lakukan pemetaan melihat sumber daya yang ada dan bisa digerakkan," kata Handaka, di posko crisis centre, Jumat, 2 Oktober.
Handaka menuturkan pencarian dilakukan memanfaatkan seluruh potensi di darat, laut dan udara. Pasalnya, belum diketahui pasti lokasi hilangnya pesawat yang membawa 7 penumpang dan 3 kru. "Kami juga meminta bantuan masyarakat yang mungkin melihat pesawat itu melintas. Itu bisa menjadi pertimbangan," ujar dia. Adapun pola penyelamatan dan titik pasti pencarian belum bisa dipastikan pihaknya.
Handaka menamakan khusus pencarian melalui udara, pihaknya berencana mengerahkan empat helikopter. Di antaranya, masing-masing milik TNI Angkatan Darat, PT Gassing, Bosowa dan Aviastar. Handaka mengakui pencarian baru bisa dilakukan secara efektif pada Sabtu, 3 Oktober, pagi. "Kami mencoba terus berkoordinasi untuk rencanakan pola pencarian dan penyelamatan," ucap dia.
Kepala Bidang Keamanan Angkutan Udara dan Kelaikudaraaan Otoritas Bandara V, Agus Sasongko, mengatakan pesawat Aviastar berjenis Twin Otter itu merupakan pesawat yang terbang dengan pola visual flat rule alias penerbangan siang hari. Kemampuan terbang pesawat itu maksimal cuma 3 jam dengan ketinggian maksimal 8000 kaki. Dari Masamba ke Makassar, jarak tempuh pesawat yang berkecepatan 150 knot itu diperkirakan 1 jam 15 menit.
Agus mengatakan pihaknya akhirnya berkesimpulan pesawat itu hilang kontak lantaran sudah lebih dari 3 jam sejak bertolak dari Masamba tapi tidak kunjung sampai ke Makassar. Pesawat itu bertolak dari Bandara Andi Djemma pada pukul 14.25 dan harusnya tiba di Bandara Sultan Hasanuddin pada pukul 15.39. Pesawat itu hilang kontak sekitar 11 menit pasca terbang dari Masamba.
Agus menjelaskan sebelum akhirnya hilang kontak, pesawat itu sempat dua kali menghubungi menara kontrol alias ATC di Makassar. Di antaranya, pada ketinggian 4500 dan 8000 kaki. Lebih jauh, Agus enggan berkomentar dan tidak melayani tanya-jawab saat menggelar jumpa pers di Bandara Sultan Hasanuddin.
Adapun, pelaksana tugas Kepala Kantor Basarnas Makassar, Deden Ridwansyah, mengatakan pihaknya langsung mengerahkan sejumlah personel Basarnas Bone ke Palopo, Jumat, 2 Oktober, malam. Basarnas Makassar juga dibantu Basarnas Palu untuk melakukan pencarian. "Malam ini kami sudah bergerak. Untuk peralatan mayoritas masih peralatan darat. Kami belum tahu pasti dimana lokasi pasti hilangnya kontak," kata dia.
Sementara itu, juru bicara maskapai Aviastar, Sherly Silvana, mengatakan pihaknya juga masih menunggu kabar ihwal hilang kontaknya pesawat rute Masamba-Makassar itu. Disinggung soal tahun pembuatan dan tekstur pesawat, Sherly mengaku kurang mengetahuinya. "Kalau kapasitas pesawat itu maksimal 17 penumpang ditambah 3 kru," ucapnya.
Maskapai Aviastar di Makassar melayani sejumlah penerbangan perintis. Di antaranya, rute Makassar-Masamba, Makassar-Masamba, Makassar-Toraja, Makassar-Palopo dan Makassar-Bone. Di samping itu, di wilayah Sulawesi, terdapat beberapa kuasa pengguna anggaran maskapai itu. Selain di Makassar, juga terdapat Mamuju, Selayar dan Gorontalo.
TRI YARI KURNIAWAN