TEMPO.CO, Serang - Ribuan hektar lahan pertanian di di Provinsi Banten mengalami gagal panen akibat kekeringan yang melanda seluruh wilayah di Banten sejak beberapa bulan terahir. Berdasarkan catatan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten, sudah 4.000 hektar lebih lahan pertanian mengalami gagal panen atau puso.
“Data terakhir tercatat seluas 25.000 hektar lahan pertanian terdampak kekeringan, dan sekarang sudah 4.000 hektar lebih mengalami puso," kata Kepala Distanak Provinsi Banten, Eneng Nurcahyati, Senin, 28 September 2015.
Meski ribuan hektare sawah mengalami puso, kata Eneng, kondisi kekeringan tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi padi. Sebab, katanya, pihaknya juga bersama kabupaten/kota melakukan upaya khusus (upsus) dalam rangka swasembada beras.
“Kalau dilihat dari target luas tanam alhamdulillah Pandeglang sudah melampaui target di 2015 ini. Memang Pandeglang dan Lebak sebagai daerah yang diharapkan mampu berkontribusi besar terhadap pemenuhan target swasembada nasional. Mudah-mudahan tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi," kata Eneng.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten memperpanjang masa tanggap darurat bencana kekeringan mulai 15 hingga 30 September mendatang. Perpanjangan dilakukan karena titik kekeringan kian meluas hingga 80 kecamatan di seluruh wilayah Banten.
"Penetapan status tanggap darurat kekeringan semula mulai 1-15 September. Namun, karena tidak menunjukkan pengurangan titik kemarau malah cenderung bertambah, tanggap darurat kekeringan diperpanjang dari 15 sampai 30 September," ujar Kepala BPBD Banten, Komari.
Komari mengatakan, data per tanggal 14 September, jumlah kecamatan yang dilanda kekeringan sebanyak 80 dari sebelumnya yang hanya 74 kecamatan. "Kemudian, jumlah desa juga bertambah, dari semula 148 desa yang dilanda kekeringan, sekarang sudah ada 160 desa," ujarnya.
Perpanjangan tanggap darurat juga dilakukan karena prediksi BMKG menyebut bahwa puncak musim kemarau masih akan terjadi hingga Oktober mendatang. Menurutnya, saat ini warga setiap harinya hanya mengandalkan distribusi air bersih dari bantuan-bantuan pemerintah.
"Kondisi di lapangan masih butuh bantuan, krisis air kian meluas. Pendistribusian air dalam rangka perpanjangan tanggap darurat itu akan dilakukan selama 15 hari. Selain itu, kami juga sudah memberikan bantuan pembuatan pompa di 37 titik," ujarnya.
WASI’UL ULUM
Video Terkait: