TEMPO.CO, Bengkulu - Giring dan Elsa, dua harimau Sumatera, hidup memprihatinkan dalam kandang sempit di kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu. Yang pertama tak pernah dipindahkan dari kandang yang digunakan untuk memerangkapnya tujuh bulan lalu, sedang yang kedua lebih lama lagi ditempatkan dalam kandang serupa kandang ayam.
"Kami menyesalkan kondisi dua harimau tersebut karena ditempatkan pada kandang yang tidak layak," kata Direktur Yayasan Scorpion, Gunung Gea, dalam keterangan tertulis yang disebarnya, Jumat 25 September 2015.
Gea mengingatkan kembali bahwa harimau sumatera termasuk satwa yang dilindungi karena populasinya di alam yang sudah langka. Dia berharap ada langkah evakuasi ke kandang yang lebih layak sebelum keduanya ditemukan mati karena tidak bisa bergerak leluasa dalam jangka waktu yang lama.
Marison Guciano, Direktur IFOTA juga menyayangkan perlakuan BKSDA terhadap kedua satwa langka tersebut. "BKSDA Bengkulu seharusnya mengambil tindakan serius untuk mencari solusi agar kedua harimau tersebut memperoleh kandang yang lebih baik,” kata Marison.
Kepala BKSDA Bengkulu, Anggoro Dwi Sujianto, mengatakan telah menerima instruksi dari direktorat jenderal terkait untuk penanganan lebih lanjut dari kedua harimau tangkapan tersebut. Menurutnya ada alternatif memindahkan Giring dan Elsa ke kawasan Sebelat, Kabupaten Bengkulu Utara.
"Di sana ada kandang yang cukup representatif namun baru ada satu kandang, saya sedang berkoordinasi dengan dokter kedua harimau itu untuk membuat kandang satu lagi yang cocok dan representatif," kata Anggoro saat dihubungi melalui telpon, Jumat 25 September 2015.
Alternatif kedua, pihaknya melakukan koordinasi dengan beberapa lembaga konservasi untuk kemungkinan menitipkan kedua harimau tersebut. Adapun untuk pilihan melepasliarkan dirasa tidak mungkin. Anggoro mengatakan bahwa warga sekitar hutan tempat Giring ditangkap menolak karena harimau itu pernah memangsa manusia.
Sementara untuk Elsa yang mengalami cacat di kaki kanan bagian depan juga dianggap berisiko jika dilepasliarkan. "Kemungkinan ya kedua harimau itu dititipkan," kata Anggoro.
PHESI ESTER JULIKAWATI