TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid meminta pemerintah Indonesia mendesak pemerintah Arab Saudi untuk mengatur pembagian jadwal melempar jumroh bagi jemaah haji di Mina, Arab Saudi. Hidayat meminta pula pemerintah agar mendesak OKI atau Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam untuk ikut mendorong pengaturan jadwal tersebut. Sebab dengan pengaturan jadwal ini, jemaah haji tidak perlu berlomba-lomba melempar jumroh pada waktu Duha yakni setelah matahari terbit sampai pukul 11.00 pagi.
"Kementerian Agama harus berani mengusulkan kesepakatan itu sehingga bisa efektif mengurangi kejadian seperti kemarin. Maktab juga harus melaksanakan keputusan itu," kata Hidayat di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat, 25 September 2015.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini menjelaskan, waktu lempar jumroh tak harus dilaksanakan sesuai tuntunan sunah pada waktu duha. Tapi waktu lempar jumroh bisa dibagi menjadi 5 kali, dari pagi hingga malam hari untuk beberapa wilayah negara, misalnya Afrika, Asia Tenggara, Timur Tengah dan lain-lain.
Menurut Hidayat, kesepakatan tersebut tak akan melanggar aturan ibadah haji sesuai ajaran Islam. "Toh pemerintah Arab tak menentukan waktu haram di luar waktu afdhol. Tak ada fiqih yang melarang itu," katanya.
Adapun tragedi Mina terjadi Kamis kemarin pagi waktu Arab Saudi. Sampai saat ini, tragedi tersebut telah menyebabkan 719 orang jemaah haji meninggal dunia dan 800 luka-luka akibat terinjak-injak dan saling terdorong. Tiga orang jemaah asal Indonesia di antaranya meninggal akibat musibah ini. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Arab 204, Mina, ketika jemaah haji dari seluruh dunia akan melempar jumroh.
Hidayat menilai tragedi Mina tersebut dipicu banyaknya jemaah haji yang mengejar waktu duha untuk melempar jumroh. Sementara pemerintah Indonesia telah mengimbau jemaah agar memilih waktu yang tak padat seperti sore dan malam hari. "Itu keputusan bagus. Dan memang sebaiknya seluruh petugas haji mengajarkan agar tak hanya mengejar waktu yang afdhol, tapi juga memikirkan soal keselamatan," ujarnya.
Hidayat meminta pula pemerintah Arab Saudi memasang lebih banyak kamera pengintai (CCTV) atau drone agar bisa mendeteksi kondisi arus jamaah yang membludak saat lempar jumroh. Hidayat juga mendorong agar pemerintah Saudi membuat lebih banyak pintu keluar di lintasan lempar jumroh. "Dengan begitu, jamaah bisa keluar menyelamatkan diri ketika mulai berdesak-desakan," katanya.
PUTRI ADITYOWATI