TEMPO.CO, Jakarta - Deputi I Bidang Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Kantor Staf Presiden Darmawan Prasodjo batal menggantikan Puan Maharani sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat. "Kami sudah diskusi dengan Ibu Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri). Lalu, Ibu Ketum mengindikasikan ingin kadernya terutama yang teknokratik untuk mendukung penuh bapak presiden," kata Darmawan di kompleks Istana, Jumat, 25 September 2015.
Mina Berduka
TRAGEDI MINA: Saksi Mata Anggap Polisi Saudi Tak Sigap
TRAGEDI MINA: 717 Meninggal, Arab Saudi Salahkan Jemaah Tak Tertib
Darmawan mengatakan pekerjaannya sebagai Deputi Bidang Monitoring sangat bersifat teknokratik dan tidak berkaitan dengan penugasan yang bersifat politis. "Jadi, Ibu Ketum ingin para kader punya kemampuan teknokratik untuk mendukung penuh presiden dalam mempimpin secara efektif dan efisien," katanya.
Setelah terjadi pergantian Kepala KSP, Darmawan menegaskan tidak ada perubahan dalam cara kerja dan fungsi dalam KSP khususnya di bidang monitoring dan evaluasi. "Ada sistem pengawasan tentang seratus program prioritas yang terus berjalan. Kepala Staf minta untuk lebih intensif," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan Darmawan Prasodjo diminta oleh partainya untuk menggantikan Puan Maharani yang mundur sebagai anggota DPR karena menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Dengan batalnya Darmawan menggantikan Puan, kursi yang ditinggalkan putri Megawati itu masih kosong.
ANANDA TERESIA
BERITA MENARIK
Ahok Kaget: Anggaran Rotterdam Rp 3,5 T, Jakarta Rp 12,1 T
Ketika Putin Melihat Bung Karno di Masjid Terbesar Eropa