TEMPO.CO, Samarinda - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution meminta masyarakat berhati-hati terhadap ajakan naik haji gratis. Menurut dia, kini jaringan teroris yang ada di Indonesia menggunakan cara ini untuk merekrut anggota bagi jaringan teroris ISIS.
"Ada juga modus dengan mencarikan lowongan kerja, ternyata mereka tak bekerja tapi dikirim ke Irak dan Syria," kata Saud Usman Nasution di Samarinda, Selasa, 22 September 2015.
Jenderal bintang tiga itu hadir di Samarinda sebagai narasumber seminar penanganan teroris yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Kaltim. Kepada peserta, Saud Usman menyatakan modus jaringan teroris dalam menggaet korban selalu berevolusi.
Baca juga:
Rizal Ramli Vs Amien Soal Blok Masela, Tunggu Menteri ESDM
Dua Tahun Jadi Pengacara, Nadia Saphira: Enggak Bisa Bego
Di Indonesia, menurut dia, sudah ada 21 organisasi Islam garis keras yang bernaung di bawah Jamaah Islamiyah. Dalam perjalanannya, kaderisasi Islam radikal di Indonesia tak pernah habis. Sejauh ini Indonesia sudah berhasil menangkap 950 orang teroris terhitung sejak 2000 - 2014. "Tapi mereka masih saja ada, sekarang kan kelompok Santoso yang masih terus dalam perburuan," kata dia.
Menurut dia, aksi teror di Indonesia selalu berkaitan dengan kejadian di luar negeri. Sebut saja, pengeboman-pengeboman yang terjadi di tanah air selalu berkait dengan sikap Amerika dan Israel. Ini terjadi karena mereka masih saling berhubungan.
Soal misi, Direktur Pencegahan di BNPT, Brigadir Jenderal Hamidin menjelaskan saat ini kecenderungan target para teroris sudah berubah. Dari sebelumnya aset-aset asing yang selalu diincar tapi sekarang sudah tak lagi. Justru, kata Hamidin, kini target berubah ke petugas kepolisian yang jadi incaran.
"Kalau dulu istilah mereka Istimata, teroris melakukan bom bunuh diri dengan target kerumunan orang asing, tapi kini sudah berubah jadi istiharat, para teroris sudah memilih target," kata Hamidin.
FIRMAN HIDAYAT