TEMPO.CO, Kuningan - Jalur pendakian ke Gunung Ciremai hingga kini masih ditutup. Penutupan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan kembali di musim kemarau yang semakin panas. “Saat ini jalur pendakian ke Gunung Ciremai memang belum dibuka kembali,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, Senin 21 September 2015.
Penutupan jalur pendakian menurut Agus untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan di kawasan hutan Gunung Ciremai yang saat ini sudah semakin kering. Sedikit saja gesekan, termasuk bara api sekecil apa pun bisa menyebabkan terjadinya kebakaran hutan. “Bukan berarti kami menuduh orang sebagai penyebab kebakaran, hanya untuk antisipasi,” kata Agus.
Saat ini, lanjut Agus, hutan di kawasan Gunung Ciremai sudah terbakar sebanyak 3 kali. Kebakaran besar terjadi sebanyak 2 kali, yaitu pada 14 Agustus 2015 lalu yang menghanguskan hutan di kawasan Gunung Ciremai seluas 185 hektar.
Api baru bisa dipadamkan pada 25 Agustus 2015. Kebakaran itu pun turut melahap sebagian besar hutan edelweiss yang ada di sekitar kawah Gunung Ciremai. Sejak terjadinya kebakaran 14 Agustus lalu, jalur pendakian ke Gunung Ciremai pun sudah mulai ditutup.
Kebakaran cukup besar lainnya terjadi pada Jumat 18 September 2015. Namun api sudah bisa dipadamkan pada Jumat malam sekitar pukul 22.00 WIB. sedangkan lahan yang terbakar sekitar 4 hektar. Untuk penyebab kebakaran sendiri, menurut Agus merupakan kewenangan dari aparat yang berwenang. “kami hanya berupaya melakukan tindakan antisipasi,” katanya. Termasuk dengan masih melarang pendaki memasuki kawasan pendakian hutan Gunung Ciremai.
Sementara itu berdasarkan informasi BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, puncak musim kemarau di wilayah Cirebon baru akan terjadi akhir September hingga awal Oktober nanti. "Saat ini suhu udara di wilayah Cirebon bisa mencapai 38 derajat celcius,” kata Forecaster di BMKG Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faa Izyin. Warga pun diminta untuk selalu waspada terhadap cuaca yang menyengat yang terjadi di Cirebon.
Sementara itu kebakaran hutan menimbulkan peningkatan suhu udara di tiga titik di Gunung Argopuro yang masuk dalam kompleks Pegunungan Hyang. Pegunungan yang wilayahnya mencakup tiga kabupaten yakni Kabupaten Probolinggo, Jember dan Situbondo ini juga sempat mengalami kebakaran pada pekan kemarin.
Remon, Kepala Pengendali Lapangan Masyarakat Peduli Api mengatakan ada peningkatan suhu udara di tiga titik yakni di Alun-alun Kecil, Rawa Embik dan di kawasan Gunung Hyang. "Suhunya bisa mencapai antara 38 hingga 40 derajat celcius," ujar relawan Masyarakat Peduli Api di Desa Bremi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo kepada Tempo, Senin, 21 September 2015.
Tingginya suhu di sekitar titik api itu lantaran bara api yang masih menyala hingga saat ini. "Bara dibawahnya masih menyala," kata Remon yang juga terlibat dalam penanganan kebakaran hutan itu.
IVANSYAH | DAVID PRIYASIDHARTA