Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gara-gara Patah Gigi, Hewan Kurban Tak Laku Dijual

image-gnews
Hewan kurban domba bertanduk 4 yang dijual di Kota Tangerang, Banten, Rabu 24 September 2014. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Hewan kurban domba bertanduk 4 yang dijual di Kota Tangerang, Banten, Rabu 24 September 2014. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Perjalanan jauh dan udara panas membuat sebagian hewan kurban yang diangkut mengalami kelelahan. Hal ini dialami hewan kurban yang dijual Fadlan Wuri, yang mengangkut kambing dari Brebes ke Bandung.

"Hewan pesanan lemas ketika hendak diturunkan dari dalam truk. Bahkan salah satu kambing yang sudah dipesan calon pembeli tidak jadi dijual karena gigi kambing tersebut patah dan sekarat karena berdesakan di dalam truk," kata Fadlan, Senin, 21 September 2015.

Ilham, 36 tahun, calon pembeli, pun harus merelakan kambingnya ditukar dengan kambing lain. Alasannya, kambing pesanan yang sudah ia pilih mengalami patah gigi serius, sehingga tidak memungkinkan untuk dijadikan hewan kurban. Meski kecewa, ilham tetap memilih kambing lain yang ditawarkan untuk mengganti kambing tersebut. Pasalnya, Idul Adha yang sudah dekat membuat harga kambing di tempat lain lebih mahal.

"Sebenarnya kambingnya bukan yang ini. Tapi, karena kambing pesanan saya patah gigi, jadi diganti. Kayaknya sih ketimpa sama kambing lain pas di perjalanan. Soalnya, pas saya lihat, memang truk penuh sesak, sih," ujar Ilham.

Menurut Fadlan, 20 kambing yang ia bawa menuju Bandung tidak memiliki masalah kesehatan. Kambing-kambing tersebut lemas karena lamanya perjalanan dan panasnya udara saat ini. Upaya pencegahan stres pada hewan sudah ia lakukan dengan cara memperbanyak istirahat dan sesekali memberi air agar hewan tidak kepanasan. Selain itu, seminggu sebelum pengiriman, Fadlan memberikan vitamin kepada kambing-kambingnya agar tidak terserang stres perjalanan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tahun lalu, saya juga kirim ke Bandung dan tidak ada masalah. Tahun ini saja yang begini. Cuaca yang panas membuat hewan kurban lemes. Kalau bak truk di tutup terpal, suhunya malah akan semakin lembap dan panas. Makanya sengaja tidak diberi atap penutup, supaya angin perjalanan juga bisa semilir," tutur Fadlan.

Akibat udara yang panas dalam perjalanan, Fadlan harus merogoh kocek lebih dalam. Selain untuk makan dan bensin, biaya yang ia keluarkan bertambah untuk istirahat para ternaknya. "Nambah ongkos, sih. Istirahat kan berkali-kali, ya bayar parkir, ya bayar juga air buat hewan. Kalau tidak istirahat, bisa jadi hewannya mati," katanya.

DWI RENJANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

YKMI: Ramadan Momentum Kuatkan Aksi Boikot Produk Israel dan yang Terafiliasi

16 hari lalu

YKMI: Ramadan Momentum Kuatkan Aksi Boikot Produk Israel dan yang Terafiliasi

Fatwa MUI menyatakan wajib hukumnya bagi umat Islam membantu perjuangan kemerdekaan Palestina, termasuk lewat donasi, zakat, infak atau sedekah


Fatwa MUI Boikot Produk Israel Berlaku hingga Palestina Merdeka

16 hari lalu

Fatwa MUI Boikot Produk Israel Berlaku hingga Palestina Merdeka

Boikot bisa memperlemah kekuatan ekonomi Israel supaya berhenti menyerang Palestina.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

17 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

24 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

25 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

28 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

40 hari lalu

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.


Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

42 hari lalu

Anggota KPPS dalam proses  penghitungan kertas surat suara untuk presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024 di TPS 59 Kelurahan Bedahan Depok, 14 Februari 2024. Pasangan Prabowo-Gibran memenangi perolehan suara di TPS ini 220 suara, Anies-Muhaimin dengan 100 Suara dan pasangan Ganjar-Mahfud dengan 23 Suara dan 1 suara tidak sah. TEMPO/Amston Probel
Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.


Rekomendasi 8 Hotel Kapsul Murah Di Bandung

43 hari lalu

Hotel kapsul Bobobox di Hotel Nyland Cipaganti, Bandung, Jawa Barat. Sumber: Booking.com
Rekomendasi 8 Hotel Kapsul Murah Di Bandung

Terdapat sejumlah hotel kapsul dengan harga miring di Bandung. Saat liburan selalu penuh.


Antisipasi Hujan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Dijadikan TPS

43 hari lalu

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Antisipasi Hujan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Dijadikan TPS

Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono menyampaikan terdapat beberapa TPS yang berada di wilayah potensi titik banjir.