TEMPO.CO, Sidoarjo - Pemerintah Provinsi Jawa Timur memutuskan menghemat penggunaan air untuk kepentingan penanaman sebesar 10 persen. Langkah itu diambil untuk menghindari lahan puso akibat kekeringan sebagai dampak dari musim kemarau yang berkepanjangan pada tahun ini.
Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur Wibowo Ekoputro mengatakan jumlah air yang tersedia di Jawa Timur sebesar 52 miliar meter kubik per tahun. Sedangkan air yang dibutuhkan untuk penanaman 22 miliar meter kubik.
"Dari 22 miliar kubik per tahun itu disimpan 10 persen untuk penanaman ketika air hujan belum turun menyeluruh seperti sekarang," kata Wibowo saat hadir dalam acara panen raya di Desa Kupang, Jabon, Sidoarjo, Kamis, 17 September 2015.
Menurut dia, kebijakan penghematan air 10 persen sudah diteken Gubernur Jawa Timur dan Panglima Kodam. "Surat itu sudah dikirim ke menteri dan Presiden," ujarnya sembari menambahkan bahwa langkah itu dikoordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Jawa Timur.
Wibowo mengatakan penghematan air dilakukan dengan mengurangi penggunaan air yang berlebihan saat proses tanam. "Pintu-pintu air irigasi dikunci sedikit, sehingga yang biasa sawahnya penuh air tidak terjadi."
Dengan melakukan penghematan air sebesar 10 persen, kata dia, diharapkan menambah luas tanam 79 ribu hektare. "Karena itu, target sampai musim tanam September 2015 adaalah luas panen 2,2 juta hektare."
Selain penghematan air, pihaknya juga melakukan pengembangan air irigasi (PAI) tingkat tersier dan barter serta berencana melakukan hujan buatan. Namun, khusus untuk hujan buatan, Wibowo mengaku belum tahu kapan realisasinya karena masih perlu dilakukan pengkajian.
NUR HADI