TEMPO.CO, Bandung - Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto mengklaim, sudah merampungkan sistem transportasi Bogor Bus Inteligent Transports System yang disebutnya BoBITS untuk menggantikan angkot yang melayani transportasi publik warganya. “Kota Bogor membutuhkan paling tidak 300 bus untuk menggantikan angkot,” kata dia di Bandung, Kamis, 17 September 2015.
Bima mengatakan, konsep BoBITS ini disiapkan untuk menjadi tulang punggung pengelolaan transportasi publik di kotanya. “Selama ini tidak ada sistem yang matang untuk mengelola ‘public-transport’ di kota-kota di Indonesia,” kata dia.
Menurut Bima, setiap tahun semua kota mendapat bantuan hibah bus tapi tidak bisa membantu penyelesaian masalah transportasi publik karena sistem transportasinya tidak disiapkan. “Misal Kota Bogor dapat 50 bus dari pusat, tapi karena tidak siap akhirnya gak jadi apa-apa, malah kurang. Kita melakukan riset, di kota-kota lain juga seperti itu. Menurut kita yang paling penting, kita siapkan sistemnya,” kata dia.
Bima mengatakan, ada tiga hal yang harus dijawab sistem transportasi kota. Pertama mengatasi kebocoran pendapatan dari tarif angkutan karena sistem pembayarannya masih cashless. “Kedua sistem ini memungkinkan untuk menganalisa semua data yang masuk jadi kita tahu koridor mana penumpangnya berapa dan tujuannya untuk mendisain armada, jumlah, serta rutenya. Ketiga untuk memudahkan pelanggan, kita tahu bis sampai mana karena sudah dipasang GPS semua, “ kata dia.
Dia mengklaim, sistem transportasi yang disiapkannya itu tidak akan merugikan angkot yang ada. “Pengusaha Angkot akan dibuka kemungkinan untuk ikut masuk mengelola ini, sedang kami siapkan ‘bussiness-plan’ seperti apa. Tak ada yang terpinggirkan,” kata Bima. Alasannya, dari 3.412 angkot yang beroperasi di Bogor sekitar 2 ribuan sudah berbadan hukum.
Bima mengatakan, pemerintah Kota Bogor sudah meminta bantuan provinsi dan pemerintah pusat untuk pengadaan bus yang akan diaplikasikan dalam sistem BoBITS trrsebut. “Konsepnya sudah siap, akan dibantu provinsi dan pusat yang akan mengucurkan bantuan untuk armadanya. Kita akan lakuan percepatan untuk mengkonversi Angkot menjadi bus,” kata dia.
Hitunganya, satu bus yang beroperasi akan menggantikan 3 Angkot. “Mudah-mudahan tahun depan, pertengahan Oktober, paling tidak di tiga koridor utama sudah mulai beroperasi,” kata Bima. Perusahaan Daerah Jasa Transportasi, BUMD milik Kota Bogor ditunjuk menjadi pengelola sistem transportasi BoBITS itu.
Pemerintah Kota Bogor tahun ini mendapat bantuan bus ukuran sedang dari pemerintah provinsi. Bus bantuan provinsi itu diserahkan dalam perhelatan perayaan Hari Perhubungan di halaman Gedung Sate, Bandung. “Terkait itu ada launching public transportasi untuk metropolitan Bandung, Cirebon, dan Bodebek,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik, di halaman Gedung Sate, Bandung, Kamis, 17 September 2015.
Dedi mengatakan, Kota Bogor misalnya mendapat bus untuk menambah armada Trans Pakuan yang akan di integrasikan dengan sistem transportasi kota itu yang akan dikelola BUMD-nya. Selain Bogor, Kota Bandung mendapat hibah tujuh unit bus sekolah, 15 bus untuk armada Trans Metro Bandung, serta sejumlah bus yang diserahkan pada Perum Pengangkutan Penumpang Jakarta (PPD) untuk melayani rute Depok dan Bekasi dari Jakarta. Mayoritas bus yang diserahkan dilengkapi fasilitas wifi dan CCTV.
Direktur Utama Perum Pengangkutan Penumpang Jakarta (PPD ) Pande Putu Yasa mengatakan, bus tambahan yang diterima hari ini untuk menambah armada bus yang melayani rute Depok-PGC-Grogol. “Busnya dilengkapi CCTV didalamnya,” kata dia, Rabu, 17 September 2014. Rute menuju Depok lewat Jatijajar itu saat ini sudah dilayani 28 unit bus.
Pande mengatakan, perusahannya juga menyiapkan armada feeder di dalam Kota Bekasi. “Kita sudah mengoperasikan 25 unit menuju Kota Bekasi dari Harapan Indah, mungkin feeder dalam kota akan kita isi,” kata dia.
AHMAD FIKRI