TEMPO.CO, Samarinda - Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Timur juga membakar sebagian Taman Nasional Kutai. Tercatat lahan seluas 115,96 hektare ludes terbakar. Dampaknya, wilayah jelajah satwa di dalam hutan semakin sempit. Dikhawatirkan, konflik satwa dengan manusia semakin sering terjadi.
Kepala Daerah Operasi TNK wilayah Sangkima, Slamet Tamsir, menuturkan peningkatan intensitas kebakaran di wilayahnya terjadi mulai Juli dengan luas 19 hektare. Pada Agustus, api menghanguskan lahan seluas 25,5 hektare. Bulan ini, yang diperkirakan menjadi puncak kemarau hingga 14 September lalu, sudah mencapai angka 37,25 hektare.
"Kebakaran terjadi akibat perambahan hutan, yaitu pembukaan kawasan hutan oleh masyarakat yang bermukim di dalam kawasan Taman Nasional Kutai," katanya lewat surat elektronik, Kamis, 17 September 2015.
Titik api terpantau via satelit NOAA 18 sebanyak 5 titik, 3 di antaranya dinyatakan sebagai area terbakar berdasarkan hasil ground check lapangan dan 2 titik lain bukan titik api. Lahan yang terbakar hampir 60 persen berada di lahan masyarakat, selebihnya berada di dalam kawasan Taman Nasional Kutai.
"Jadi kebakaran di dalam kawasan terjadi karena disengaja oleh masyarakat yang bermukim di dalam kawasan hutan," ucapnya.
Taman Nasional Kutai merupakan hutan tropis dataran rendah yang dihuni endemis orang utan (Pongo pygmaeus morio). Luas kawasan ini terancam berkurang akibat kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, perambahan menjadi momok. Di kawasan Taman Nasional Kutai juga ada kawasan permukiman dengan berkebun dan bertani.
FIRMAN HIDAYAT