TEMPO.CO, Sleman - Salah satu korban meninggal dunia dari insiden jatuhnya crane di Masjidil Haram adalah calon haji dari Kabupaten Sleman, Sriyono, 48 tahun, warga Rewulu Kulon, Sidokarto, Godean. Lelaki itu naik haji tanpa istrinya dan masuk kelompok terbang 27 Embarkasi Haji Solo yang berangkat pada 30 Agustus 2015.
"Secara resmi kami belum diberitahu, tetapi kami tahu dari berita televisi," kata sepupu korban, Muhammad Fauzan, Senin, 14 September 2015.
Setelah mendengar berita duka itu, keluarga menghubungi nonor telepon informasi di Saudi Arabia untuk memastikan identitas korban. Pusat informasi membenarkan Sriyono menjadi salah satu korban akibat robohnya crane di Masjidil Haram.
Begitu mendengar kabar itu, kata Fauzan, anak-anak korban sempat histeris dan menangis. Tapi kemudian mereka bisa mengikhlaskan kematian ayahnya. "Kami mengikhlaskan dia untuk dikuburkan di Mekkah," kata Fauzan.
Sriyono meninggalkan seorang istri, Suryatiningsih dan tiga orang puteri, yaitu Khusnul Latifah, Alfiah Nur Hidayah, dan Zakia Nur Afifah. Sriyono adalah guru di Sekolah Menengah Kejuruan 2 Depok, Sleman.
Menurut Arief Gunadi, Kepala sub bagian Informasi dan Humas Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Sriyono, ada satu calon haji dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi korban. Korban itu bernama Umi Dalijah, warga Berbah Sleman, menderita patah kaki.
"Ada asuransi dari pemerintah, biro perjalanan, dan lainnya. Yang patah kaki masih bisa melanjutkab ibadah haji nantinya dengan ditandu petugas," kata Arief.
MUH SYAIFULLAH