TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan satelit Terra dan Aqua memantau 383 titik panas yang diindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera. Titik api menyusut dibanding hari sebelumnya yang mencapai 833 titik.
Sumatera Selatan masih menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak: 300 titik. Sedangkan wilayah Riau terpantau 14 titik panas. Riau masih diselimuti asap pekat. Jarak pandang menurun hingga 300 meter.
"Titik panas terpantau pukul 07.00," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin, Minggu, 13 September 2015.
Sugarin menjelaskan, titik panas masih tersebar di tiga daerah lain di Sumatera, yakni Jambi sebanyak 56 titik, Bangka Belitung 10 titik, dan Lampung 3 titik. Sedangkan 24 titik panas di Riau tersebar di Pelalawan dengan 8 titik, Kuantan Singingi 5 titik, dan Indragiri Hulu 1 titik. "Tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau sebelas titik panas," ujarnya.
Sugarin menjelaskan, secara umum, cuaca di Riau cerah berawan disertai kabut asap. Peluang hujan dengan intensitas ringan tidak merata terjadi pada sore dan malam hari di Riau bagian utara dan pesisir timur. "Temperatur maksimum 31,5-33,5 derajat Celcius," ucap Sugarin.
Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan masih mengganggu jarak pandang di beberapa wilayah di Riau, seperti Pekanbaru dengan jarak pandang menurun hingga 300 meter, Rengat 100 meter, Dumai 100 meter, dan Pelalawan 100 meter.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger mengaku kabut asap Riau kali ini lebih dominan kiriman dari Jambi dan Sumatera Selatan. Titik panas di dua wilayah tersebut mencapai ratusan. Sedangkan Riau hanya sedikit. Tiupan angin dari selatan ke utara membuat asap terkirim ke Riau, terlebih Riau saat ini juga terdapat titik panas meskipun sedikit.
"Asap kali ini lebih dominan kiriman dari provinsi tetangga," tutur Edwar.
RIYAN NOFITRA