TEMPO.CO, Ternate - Pos Pemantauan Gunung Gamalama, Maluku Utara, menutup sementara jalur pendakian menuju puncak dan mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati kawah gunung tersebut hingga radius 1,5 kilometer. Penyebabnya tak lain adalah terus meningkatnya aktivitas Gunung Gamalama.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Gamalama Darno Lamane mengatakan, berdasarkan alat seismograf, aktivitas gunung itu tercatat meningkat sejak satu pekan terakhir. Setidaknya terjadi 4 kali gempa dengan jenis gempa, 1 kali gempa letusan, 1 kali gempa vulkanis dalam, dan 1 kali gempa tremor secara terus-menerus dengan amplitudo 1-2 milimeter. Gunung Gamalama juga terlihat mengeluarkan abu vulkanis setinggi 1.000 meter mengarah ke barat daya Ternate.
“Saat ini kami masih memantau aktivitas gunung. Statusnya masih pada level waspada. Tapi kami sudah mengimbau masyarakat agar tidak mendekati kawah gunung untuk sementara,” ucap Darno kepada Tempo, Rabu, 9 September 2015.
Menurut Darno, meski mengalami peningkatan, secara umum, Gunung Gamalama masih aman bagi masyarakat Pulau Ternate. Aktivitasnya pun masih terlihat tidak setinggi pada letusan bulan Juli 2015. Namun pihaknya tetap mengimbau masyarakat agar tetap waspada.
“Intinya, kami meminta masyarakat tidak mendekati wilayah yang dilarang pemerintah. Itu penting untuk kebaikan bersama,” ujar Darno.
Gamalama merupakan satu dari lima gunung berapi di Maluku Utara. Gunung yang memiliki ketinggian 1.715 meter di atas permukaan air laut ini dikenal merupakan gunung berapi stratovolcano kerucut yang merupakan keseluruhan dari Pulau Ternate. Sekitar 300 ribu penduduk berdiam di kaki Gunung Gamalama. Juli 2015, Gamalama mengeluarkan asap tebal dan membuat Bandara Sultan Babullah, Ternate, ditutup lebih dari sepekan.
BUDHY NURGIANTO