TEMPO.CO, Indramayu - Stok air bersih di Kabupaten Indramayu hanya untuk dua pekan lagi. Pemerintah Kabupaten Indramayu pun akan mengirimkan surat ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung.
Hal itu diungkapkan Asisten Daerah I Pemerintah Kabupaten Indramayu Susanto saat memimpin rapat koordinasi penanganan krisis air bersih di Indramayu, Selasa, 8 September 2015. “Suratnya kami kirimkan besok,” kata Susanto. Spanduk-spanduk berisi imbauan agar warga lebih bijak memanfaatkan air pun akan segera disebar di berbagai pelosok di Indramayu.
Surat tersebut meminta BBWS mengalokasikan seluruh pasokan air yang tersisa di Bendung Rentang, Kabupaten Majalengka, digunakan sebagai cadangan air bersih PDAM Indramayu. “Hanya air dari Rentang itu satu-satunya harapan kami untuk memperoleh air baku untuk PDAM Indramayu,” kata Susanto.
Jika air dari Bendung Rentang sudah benar-benar habis, maka Kabupaten Indramayu akan benar-benar mengalami krisis air bersih. Ini berarti, kondisi masyarakat pun bisa terganggu.
Selain mengirimkan surat kepada BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Susanto pun akan mendekati petani di daerah agar memanfaatkan air sisa aliran Sungai Cimanuk secara bijaksana. “Mereka diminta mendahulukan kebutuhan air bersih untuk masyarakat dibandingkan tanaman,” kata Susanto.
Saat ini, Susanto melanjutkan, kondisi kekeringan di areal pertanian juga sudah sangat parah. Petani diminta tidak memaksakan diri menyedot air dari Sungai Cimanuk untuk tanaman. “Kalau tetap memaksakan penggunaan air untuk tanaman, stok air bersih tidak ada penguatan, pangan pun tetap gagal,” kata Susanto.
Sejak 1 September lalu, aliran air dari Sungai Cimanuk ke saluran irigasi ditutup. Sebab air Sungai Cimanuk digunakan untuk mengisi Waduk Jatigede di Sumedang. Akibatnya, air dari Sungai Cimanuk pun tidak mengalir lagi ke Bendung Rentang yang ada di Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. PDAM Indramayu selama ini mengandalkan pasokan air dari Bendungan Rentang.
IVANSYAH