Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Jack, Tukang Parkir Pendiri Sekolah Gratis  

image-gnews
Mendikbud Puji Guru Sekolah GratisMenteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengapresiasi penyelenggara dan guru di sekolah gratis seluruh Indonesia. (Komunika Online)
Mendikbud Puji Guru Sekolah GratisMenteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengapresiasi penyelenggara dan guru di sekolah gratis seluruh Indonesia. (Komunika Online)
Iklan

TEMPO.CO , Bandung:Hari masih pagi saat Jack (39) berangkat dari kontrakannya di Babakan Loa, Rancaekek, Bandung menuju 'kantornya' di Kampus Fikom Unpad Jatinangor, Sumedang. Kacamata hitam bertengger di hidungnya, jaket pendek dengan banyak kantong membungkus tubuhnya nan kecil, sebuah tas melingkar di pinggangnya. Tak lupa peluit menjadi pelengkap ‘seragam dinasnya’.

Pria bernama lahir Undang Suryaman ini, memang telah belasan tahun menjadi juru parkir di Kampus Fikom Unpad Jatinangor. Sampai saat ini, dia masih betah mengumpulkan receh dari parkir mahasiswa.

Sekilas tak ada yang menarik dari sosok Jack. Ia terlihat seperti juru parkir biasa yang mungkin agak nyentrik karena tak pernah melepas kacamata hitamnya. Sesekali ia memakai jeans yang sudah bolong, menunjukkan sisi mudanya.

Siapa sangka, di balik tampilan itu, Jack adalah pribadi yang lembut, peduli, dan ramah. Sejak 4 tahun belakangan, Jack bersama keluarga memutuskan mendirikan TK dan TPA untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu di sekitar tempat tinggalnya.

Rumah kecil milik ibu mertuanya yang sedang menjadi asisten rumah tangga di Jakarta, disulap menjadi TK dan TPA Araudhatul Jannah. Di sanalah 50 murid TK dan 80 puluh lebih murid TPA menuntut ilmu secara gratis.

“Saya lihat anak-anak khususnya yang di lingkungan saya banyak yang tidak sekolah karena hambatan ekonomi. Saya berpikir bagaimana caranya mereka bisa sekolah tanpa biaya. Saya dulu pernah ingin sekolah dan terhambat biaya, saya tak mau mereka merasakan hal yang sama,” ungkap Jack yang hanya tamat SD kepada Tempo, Senin, 7 September 2015.

Jack mengaku mulai mendirikan sekolah dengan modal nekat. Ia sadar, hanya niat kuat yang ia miliki. Ia tak punya pendidikan yang bagus, tak punya uang yang banyak, dan tak punya kenalan hebat yang dapat membantunya mendirikan sekolah. Namun, niat itu segera ditunaikan. Menurut Jack, tak perlu jadi orang kaya dulu jika ingin berbagi.

“Kalau memang kita ingin membantu orang lain segera lakukan. Kalau mau menunggu sukses, siapa yang jamin akan sukses? Apalagi hanya tukang parkir seperti saya. Belum tentu pula umur akan panjang. Beramal jangan hanya ketika lapang, beramal saat sempit lebih disenangi Allah,” ungkap ayah 4 anak ini.

Sebagai tukang parkir, Jack hanya bisa mengumpulkan Rp 50 – 60 ribu per harinya. Uang itu digunakan untuk keperluan keluarga, sekolah anak, dan biaya operasional sekolah. Namun menurutnya, Allah selalu melapangkan jalannya. Meski dengan akal sehat tak kan cukup, Jack dan keluarga tak pernah merasa kekurangan. “Selalu ada rezeki tak terduga,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jack bercerita, jalannya tak selalu mulus. Tak jarang ia menerima cemoohan, hinaan, bahkan fitnah dari orang-orang yang tidak menyukainya. “Dulu waktu sekolahnya masih di masjid, saya difitnah minta dana bangunan ke orangtua sebesar Rp 400 ribu. Padahal kami tidak minta biaya apapun. Jangankan di masjid, kalau sudah punya tempat sendiri pun saya tak akan memungut uang bangunan,” kisah Jack.

Jack mengakui, memang ada beberapa orang tua yang memberikan infak sukarela sebanyak Rp 25 ribu per bulan, tanpa paksaan. Uang itu pun menurutnya digunakan lagi untuk membeli buku-buku dan keperluan anak-anak, ditambah dengan bantuan beberapa donatur.

Menurut Jack, masa lalunya yang kelam mungkin membuat orang lain meremehkan dirinya yang ingin berbuat baik. “Saya terima ada yang menjelek-jelekan dan memfitnah saya. Saya anggap ini balasan dari dosa yang saya perbuat di masa lalu. Saya tidak patah semangat,” ungkap Jack.

Saat ini, TK Araudhatul Jannah masih menumpang di sekolah Taman Alquran Jawa Barat di Gunung Sembung, Komplek Madani karena belum memiliki tanah hibah untuk mendirikan yayasan. Akan tetapi, sekolah tetap ramai, bahkan lorong-lorong rumah pun dimanfaatkan untuk anak-anak belajar.

Jack, membagi waktu belajar menjadi 2 shift. Pagi sekolah dipakai untuk siswa TK, sehabis maghrib dipakai untuk TPA yang terdiri dari anak SD, SMP, dan SMA. Ia memiliki 3 pengajar ibu-ibu untuk TK dan 4 pengajar untuk TPA yang semuanya tak dibayar. Jack sendiri ikut membina 4 guru TPA yang masih SMA.

Menurutnya, para pengajar tak digaji. Mereka hanya menerima sekitar Rp 70-80 ribu per bulan jika ada infak sisa beli kebutuhan siswa. Bahkan, ketika sisanya sedikit, mereka gunakan untuk masak dan makan bersama.

Suara klakson mobil menghentikan kisah Jack. Ia bergegas memandu pengendara yang ingin keluar dan kembali mengumpulkan receh. Uang receh itu suatu saat mungkin akan membuat sekolah rumahannya tumbuh besar.

ADE FITRIA NOLA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

4 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya


Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

9 hari lalu

Sejumlah anak bermain di kolam sisa pembongkaran di Pemandian Tjihampelas, Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (14/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.


Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

14 hari lalu

Pemudik bersiap memasukkan barang bawaannya kedalam bagasi bus di Terminal Penumpang Tipe A Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 27 Maret 2024. Sebagian warga memilih untuk mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan dan lonjakan penumpang serta tingginya harga tiket saat puncak arus mudik Lebaran 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

40 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Anggota DPRD DKI Usulkan Penghapusan KJP Plus untuk Gratiskan Sekolah

41 hari lalu

Warga menunjukkan Kartu Jakarta Pintar serta bukti pembayaran saat membeli pangan murah di RPTRA Jatinegara, Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2019.  Pangan murah ini hanya ditujukan bagi warga yang memiliki KJP Plus, Kartu Pekerja, dan Kartu Lansia Jakarta untuk meningkatkan gizi anak-anak di Jakarta. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Anggota DPRD DKI Usulkan Penghapusan KJP Plus untuk Gratiskan Sekolah

DPRD DKI Jakarta mengusulkan penghapusan program KJP Plus.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

47 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

47 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

50 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.


Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

15 Februari 2024

Anggota KPPS dalam proses  penghitungan kertas surat suara untuk presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024 di TPS 59 Kelurahan Bedahan Depok, 14 Februari 2024. Pasangan Prabowo-Gibran memenangi perolehan suara di TPS ini 220 suara, Anies-Muhaimin dengan 100 Suara dan pasangan Ganjar-Mahfud dengan 23 Suara dan 1 suara tidak sah. TEMPO/Amston Probel
Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.