TEMPO.CO, Jakarta - Imam di Indonesia et Islamic Centre di New York, Amerika, Shamsi Ali, menerima ancaman dari Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat. Ancaman itu terkait dengan kritikannya ihwal pertemuan sejumlah anggota Dewan dengan Donald Trump, yang sedang berkampanye sebagai calon Presiden Amerika Serikat. Shamsi Ali dianggap menyebarkan fitnah setelah mengunggah status yang mengkritik pertemuan itu.
"Apakah bisa meralat keterangan di Facebook? Soalnya, ini berawal dari keterangan Bapak yang salah, isu melebar dan dimanfaatkan lawan politik. Apakah ini memang maksud Bapak?" kata Fadli Zon, seperti dikutip dan diunggah Shamsi di Facebook, Sabtu malam, 5 September 2015.
Fadli bahkan mengancam akan melayangkan somasi kepada Shamsi jika jawaban pribadinya tidak diunggah di Facebook. "Jika tidak disebarluaskan, saya akan melayangkan somasi sebagai pelanggaran terhadap UU ITE," kata politikus Partai Gerakan Indonesia Raya itu.
Fadli membantah pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dengan Donald Trump di Trump Tower, Kamis, 3 September 2015, merupakan dukungan DPR kepada Trump sebagai bakal calon Presiden AS dari Partai Republik. Menurut Fadli, dia dan Setya Novanto hanya menghadiri konferensi pers Trump. Saat itu, ucap dia, anggota DPR baru saja turun dari lantai 26 Trump Tower dan diminta menonton konferensi pers Trump di lobi.
"Sebagai sopan santun orang Timur, kami nonton, melihat sampai konferensi pers usai, pun jalanan ke pintu keluar padat," ujar Fadli.
Fadli juga membantah tudingan Shamsi soal lama pertemuan Trump dengan Novanto yang hanya tiga menit. Shamsi menganggap hal tersebut melecehkan pimpinan negara. "Anda menyebarkan informasi salah ke publik. Fitnah. kami diterima di lantai 26, disediakan makan-minum sambil ngobrol sekitar 30 menit," tuturnya.
Tak hanya itu, Fadli mengatakan kedatangan anggota Dewan ke Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menjadi pembicara di Inter-Parliamentary Union Speakers Conference dan pertemuan bilateral. Fadli menilai pertemuan itu bukan untuk mengunjungi Kongres AS yang sedang reses.
"Tidak ada hubungan dengan anggota Kongres AS sedang reses. Ini ngawur sekali Anda, seolah kami datang ke New York untuk bertemu dengan anggota Kongres, padahal mereka sedang reses," ucap Fadli. Sebelumnya, Shamsi menyatakan puluhan anggota Dewan sengaja mengunjungi Amerika untuk jalan-jalan dan belanja. Pernyataan ini langsung dibantah Fadli Zon.
"Kami tak ada jalan-jalan, kecuali saya ke toko buku Strand dan Barnes & Noble," ujar Fadli.
PUTRI ADITYOWATI
Baca juga:
Drama Budi Waseso: Jokowi-JK Menguat, Kubu Mega Menyerah?
Lebih Nyaman Berbahasa Inggris, Susi: Jangan Ragukan…Saya