TEMPO.CO , Surabaya: Mantan anggota DPR RI, Lucy Kurniasari, akhirnya dipilih koalisi Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional sebagai calon wakil wali kota Surabaya. Politikus perempuan dari Partai Demokrat berusia 47 tahun itu diharapkan bisa membantu pasangannya, Rasiyo, bersaing dengan calon wali kota inkumben Tri Rismaharini.
Lewat komunikasi BlackberryMessenger, Lucy menyatakan siap atas lamaran itu. Menurut mantan Ning Surabaya itu, penunjukan tersebut merupakan amanah yang harus dijalankan. "Ga pareng ditolak (tidak boleh ditolak)," tulisnya, Kamis malam 3 September 2015.
Lucy mengaku kalau sebelumnya dia tidak berkonsentrasi untuk berkiprah dalam pemilihan kepala daerah. Ibu dari empat orang anak ini menyatakan sedang fokus di dunia usaha dan partai. "Jadi nanti ya lihat skenario Allah untuk Kota Surabaya tercinta seperti apa," katanya.
Perempuan kelahiran Surabaya, tahun 1968, ini tercatat sedang bekerja sebagai Komisaris PT Exatama Mediasindo, Jakarta, yang bergerak dalam bidang penerbitan buku. Selain itu, Lucy juga sedang menunggu tindak lanjut dari keputusan Mahkamah Partai Demokrat atas gugatan yang dilayangkan.
Gugatan tersebut dilakukan Lucy terkait masalah internal partai yang dideranya. "Kalau yang gugatan itu saya belum bisa terlalu mempublish," ujarnya.
Nama Lucy muncul diantara tiga srikandi asal Surabaya yang sengaja dilamar koalisi Partai Demokrat dan PAN untuk dipasangkan dengan Rasiyo sebagai calon wali kota dan wakil wali kota. Dua lainnya adalah mantan Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Esty Martiana Rachmie dan Ketua Pengurus Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama Surabaya Lilik Hanifah.
Nama Lucy tersaring setelah ketiganya menjalani proses ‘verifikasi’. Pengecekan dilakukan diantaranya dengan memintakan izin secara langsung dari pihak keluarga masing-masing. Dalam proses ini Esty yang kini mengabdikan diri sebagai dokter di sebuah rumah sakit menyatakan tidak siap untuk dicalonkan sebagai wakil wali kota.
EDWIN FAJERIAL