TEMPO.CO, Kediri - Kepolisian Resor Kediri menerjunkan seorang petugas polisi berpangkat Brigadirdi di setiap rukun warga untuk menggulung kelompok penjahat di kawasan kampung `Inggris`, Pare, Kabupaten Kediri. Kawasan pendidikan bahasa Inggris terbesar di Indonesia ini kini tak lagi aman dengan banyaknya tindak kejahatan.
Kepala Kepolisian Resor Kediri Ajun Komisaris Besar Ahmad Yusuf Gunawan mengatakan tingkat kejahatan di Desa Pelem, Kecamatan Pare, yang menjadi kawasan pusat pembelajaran Bahasa Inggris, melonjak tajam. Warga yang kebanyakan pelajar kursus Bahasa Inggris dari pelosok tanah air melaporkan berbagai kejahatan mulai pencurian, perjudian, mabuk dan premanisme, hingga prostitusi terselubung.
“Kita banyak menerima keluhan warga,” kata Yusuf kepada Tempo, Kamis 27 Agustus 2015
Kawasan kampung Inggris, menurut Yusuf menjadi prioritas pengamanan karena menjadi ikon Kabupaten Kediri. Setiap bulan ribuan pelajar dan pekerja dari berbagai daerah di Indonesia datang ke tempat ini untuk belajar Bahasa Inggris. Mereka menginap beberapa bulan untuk mencapai level tertentu dalam berbahasa Inggris.
Besarnya jumlah siswa yang membanjiri kawasan ini lambat lain memicu persoalan sosial yang menjurus tindak kejahatan. Sejumlah warga dan peserta kursus mengaku menjadi korban pencurian mulai uang, telepon seluler, hingga sepeda angin. Kejahatan terakhir banyak terjadi karena sepeda angin menjadi transportasi utama di kampung Inggris. Di tempat ini banyak warga yang membuka persewaan sepeda angin dengan harga terjangkau.
Terakhir warga diresahkan dengan masuknya preman dan prostitusi dengan pelaku yang masih belia. Mereka meminta bantuan polisi menggulung penyakit masyarakat ini untuk menciptakan rasa aman bagi pelajar. “Kami terjunkan Brigadir RW di tiap RW hingga RT jika memang diperlukan,” kata Yusuf.
Brigadir RW ini adalah anggota polisi yang bertugas mengkoordinir pengamanan swakarsa di masing-masing Rukun Warga di kampung Inggris. Dengan melibatkan warga setempat, Brigadir RW ini akan memimpin operasi pengamanan wilayah masing-masing. Jika eskalasi kejahatan terus meningkat, Polres akan menerjunkan Brigadir RT yang bertanggungjawab di tiap Rukun Tetangga.
Akbar, 15 tahun, pelajar kursus Bahasa Inggris asal Surabaya mengaku pernah kehilangan uang saat menginap di basecamp warga. Menurut dia, kejadian serupa dialami hampir seluruh temannya di berbagai pemondokan. “Paling sering sepeda yang memang diparkir secara bebas di pinggir jalan,” kata Akbar.
Dia mengaku tertarik belajar di kampung Inggris karena ajakan teman. Tempat ini sudah sangat populer di tanah air sebagai tempat belajar kilat. Hampir seluruh lembaga kursus di tempat ini menjanjikan kemampuan berbahasa Inggris dalam waktu singkat. Kedatangan para siswa dari berbagai pelosok ini mendongkrak perekonomian masyarakat setempat yang sebelumnya minus.
HARI TRI WASONO