TEMPO.CO, Padang - Menteri Kesehatan Nilla Djuwita Moeloek mengatakan tim kesehatan harus melindungi jemaah haji asal Indonesia agar tidak terkena virus Middle East respiratory syndrome coronavirus atau MERS-CoV.
"Hati-hati, jangan sampai virus unta menyerang warga Indonesia. Tim kesehatan harus berjibaku menjaga itu," ujar Nilla saat bertemu dengan tim kesehatan asal Sumatera Barat di Embarkasi Padang, Selasa, 25 Agustus 2015.
Apalagi, kata Nila, jemaah haji kebanyakan berumur 60 tahun ke atas yang sangat berpotensi terserang virus unta. Nilla mengingatkan petugas kesehatan untuk selalu mengawasi jemaah. Terutama jemaah yang memiliki gelang merah. Mereka berisiko tinggi.
Untuk memudahkan petugas melakukan pengawasan, jemaah diberi label sesuai dengan risiko kesehatannya, yakni gelang hijau, kuning, dan merah. “Untuk jemaah yang menggunakan gelang merah, petugas harus mengingatkan mereka untuk selalu minum obat dan memeriksakan kesehatan," katanya.
Nilla juga meminta jemaah haji banyak minum air, mencuci tangan, banyak istirahat, dan selalu menggunakan masker. Nilla mengatakan masker berguna agar jemaah tidak mudah tertular penyakit.
Kata Nilla, kebanyakan virus itu berada di rumah sakit. Maka itu, petugas dari rumah sakit yang terdapat pasien dengan virus unta harus berhati-hati. "Petugas juga harus jaga kesehatan. Jangan malah menularkan virus ke jemaah," tuturnya.
Virus sindrom pernapasan yang merebak di Timur Tengah (MERS) diduga berasal dari unta. Virus korona yang mirip SARS tersebut telah menginfeksi 94 orang, yang tinggal atau punya kaitan dengan Timur Tengah. Separuh di antaranya meninggal dunia.
Salah satunya adalah seorang pria warga Inggris berusia 38 tahun yang meninggal setelah mengunjungi kerabatnya di Mekah, Arab Saudi. Dalam penelitian awal yang dipublikasikan jurnal Penyakit Menular Lancet, Jumat, 9 Agustus 2013, ilmuwan Eropa menemukan jejak antibodi virus MERS dalam sampel darah unta-unta yang diteliti, meski bukan virus itu sendiri. Penemuan antibodi berarti unta itu pernah terinfeksi MERS atau virus serupa sebelum berusaha memeranginya.
ANDRI EL FARUQI