TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan di Gunung Slamet dan Gunung Lawu masih belum berhasil dipadamkan hingga Rabu sore, 26 Agustus 2015, lantaran tim gabungan mengalami kesulitan. Untuk menjangkau lokasi kebakaran di Gunung Slamet, tim harus berjalan kaki selama tujuh-delapan jam.
Kendala utama adalah medan berat, angin kencang, cuaca kering, tidak ada air, dan sebagian api sudah membakar perakaran. Kebakaran yang melanda Gunung Slamet terjadi pada Senin, 24 Agustus 2015, di ketinggian 2.400-2.700 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kebakaran hutan seluas 50 hektare di petak 58 lereng Gunung Slamet terus bergerak ke arah tenggara. Sebanyak lima titik api sudah berhasil dipadamkan, sementara 20 titik api masih terbakar. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian RI, Dinas Kehutanan, relawan, dan masyarakat masih berusaha memadamkan api.
“Lokasi yang terbakar sulit dijangkau,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya, Kamis, 26 Agustus 2015. Upaya pemadaman dilakukan secara manual dengan ranting, menutup api dengan tanah, dan membuat sekat agar api tidak menyebar.
Sedangkan kebakaran di Gunung Lawu yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur terjadi pada Minggu, 23 Agustus 2015. Kebakaran pertama kali terjadi di sisi gunung yang berada di Desa/Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, kemudian merembet ke Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. “Awalnya, ada enam titik api yang membakar semak belukar dan hutan di petak 63F dan 63G. Kemudian menyebar ke petak 63H dan 63U,” ujar Sutopo.
Sebanyak 250 personel dari BPBD Karanganyar, Polri, TNI, Perhutani, relawan, dan masyarakat dikerahkan. Untuk menjangkau lokasi, diperlukan tiga-empat jam jalan kaki. Api belum bisa dipadamkan karena medan berat, angin kencang, dan tidak ada air. Konsentrasi pemadaman di KPH Lawu Utara di atas Candi Cetho, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Api kembali mengarah ke wilayah Jawa Timur.
Pemadaman juga dilakukan dari sisi timur oleh BPBD Magetan, TNI, Polhut, relawan dan masyarakat. Hutan pinus di petak 39 dan petak 40 terbakar. Api belum bisa dipadamkan dan meluas sampai petak 73 karena lokasinya di tebing-tebing curam.
SUPRIYANTHO KHAFID