TEMPO.CO, Makassar - Jumlah korban kebakaran di area belt conveyor coal mill pabrik semen Tonasa IV, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Rabu, 19 Agustus, bertambah menjadi dua orang. Usai menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Awal Bros, Makassar, selama lima hari, Zulfahmi, 18 tahun, akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya, Minggu 23 Agustus, sekitar pukul 23.00 Wita.
Ibu Zulfahmi, Heriyati, menuturkan anaknya meninggal karena luka bakar yang amat parah. "Sekujur tubuh terkena luka bakar. Zulfahmi tadi malam langsung kami bawa ke Pangkep untuk kemudian dikuburkan," kata Heriyati, Senin, 24 Agustus.
Zulfahmi dimakamkan di Kampung Kayumate, Kelurahan Borimasunggu, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, sebelum salat Zuhur.
Heriyati mengatakan selama lima hari menjalani perawatan di Rumah Sakit Awal Bros, seluruh biaya pengobatan ditanggung manajemen PT Semen Tonasa. "Juga ada diberikan uang santunan, tapi jumlahnya saya kurang tahu pasti," ucap Heriyati yang menyebut putranya baru bekerja selama sepuluh hari di Tonasa IV sebelum kebakaran maut itu terjadi.
Heriyati menyatakan tidak akan menyalahkan siapa pun atas musibah ini. Ia hanya berharap manajemen Semen Tonasa lebih memperhatikan aspek keamanan, sehingga tidak ada lagi korban.
Kebakaran di Tonasa IV terjadi pada area belt conveyor sepanjang 200 meter. Kebakaran itu diduga berasal dari gesekan batu bara yang disebabkan faktor udara yang panas dan kering ditambah embusan angin yang akhirnya menimbulkan percikan api. Kebakaran itu mengakibatkan sebelas pekerja di Tonasa IV menjadi korban. Dua korban tewas dan sembilan korban luka.
Sebelum Zulfahmi, pekerja yang lebih dulu meninggal bernama Akbar, 25 tahun. Adapun sembilan korban luka adalah Hamzah (33), Wahyu (23), Bahtiar (26), Supriadi (18), Ansar (26), Jamaluddin (45), Asdar (18), Tono (19) dan Haerun (38). Mereka masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep, Rumah Sakit Awal Bros, Rumah Sakit Stella Maris, dan Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.
TRI YARI KURNIAWAN