TEMPO.CO, Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) secara resmi menjalin kerja sama dengan Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Trengganu Malaysia dalam bidang pendidikan. Kerja sama tersebut diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Rektor Unsyiah Samsul Rizal dan Rektor UniSZA Datuk Yahaya Ibrahim, Rabu, 19 Agustus 2015.
Prof Samsul mengatakan, kerjasama dengan universitas kerajaan Malaysia ini merupakan awal dari kemajuan peradaban pendidikan, terutama pendidikan Islam. Mengingat UniSZA berlatar kampus Islam. Unsyiah berharap ada kerjasama lanjutan yang dapat diwujudkan oleh kedua kampus.
Selama ini Unsyiah sudah kerap menjalin kerjasama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) seperti seminar setiap tahun. “Selain itu, ada juga kerjasama berupa konsorsium ilmu pendidikan dengan Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia. Rencananya juga bakal ada konsorsium ekonomi dengan UKM,” kata rektor.
Sementara itu Yahaya mengaku, UniSZA saat ini merupakan salah satu kampus favorit yang terletak di Pantai Timur Semenanjung Malaysia. Mahasiswa di UniSZA berasal dari multi etnis, bahkan ada mahasiswa dari luar negeri seperti Kazakhstan dan beberapa negara ASEAN. “Letak kampus UniSZA hampir sama dengan Aceh, karena diapit oleh lautan. Jadi, penghasilan terbesar masyarakat Trengganu berasal dari sektor perikanan,” ujarnya.
Menurutnya, jumlah mahasiswa di UniSZA sekarang berkisar 9 ribu orang. Dan tahun depan akan bertambah menjadi 10 ribu orang. Sementara jumlah mahasiswa Unsyiah saat ini sekitar 35.000 orang, termasuk mahasiswa yang mengambil program magister dan doktor.
Yahaya mengungkapkan, UniSZA mengutamakan mahasiswa muslim dari seluruh dunia. Terutama untuk program magister dan doktor. Semua program S2 dan S3 ada di UniSZA, dibandingkan dengan kampus lain di Malaysia, adalah yang termurah. “Murah bukan berarti tak berkualitas, tapi sebagai upaya untuk membantu pelajar muslim seluruh dunia,” tuturnya.
Bahkan, pelajar dari Palestina dapat berkuliah gratis di UniSZA tanpa dipungut biaya apapun. Kami ingin membantu seluruh pelajar di seluruh penjuru dunia. Kolaborasi dengan Unsyiah ini juga bagian dari itu.
Kendala yang masih dirasakan kampus UniSZA adalah tenaga pengajar untuk bidang farmasi dan medis. “Sebab program studi ini masih baru, jadi kami membutuhkan tenaga pengajarnya. Apabila ada dosen Unsyiah yang ingin mengabdi di sana, maka dipersilahkan,” ujarnya.
ADI WARSIDI