TEMPO.CO, Purwakarta - Perum Jasa Tirta ( PJT) II Jatiluhur, Purwakarta, memastikan ketersediaan air untuk pertanian di wilayah Pantai Utara ( Pantura) Jawa Barat aman. Wilayah tersebut meliputi Bekasi, Karawang, Subang dan sebagian Indramayu yang dipasok dari waduk Jatiluhur.
Direktur Pengelolaan PJT II Jatiluhur, Harry M. Sungguh, saat dihubungi Tempo, Jumat, 21 Agustus 2015, mengatakan bahwa pasokan air irigasi pertanian untuk musim tanam gadu lancar. Pasokan air waduk Jatiluhur digelontorkan melalui saluran irigasi induk Tarum Barat untuk kepentingan petani di wilayah kota dan Kabupaten Bekasi sebanyak 50 M3/detik.
Selain itu penggelontoran ke irigasi induk Tarum Utara buat kepentingan petani di wilayah lumbung padi Karawang sebanyak 70 M3/detik. Untuk buat menyuplai kebutuhan petani di wayah Subang dan sebagian Indramayu yang digelontorkan melalui irigasi induk Tarum Timur sebanyak 62,5 M3/detik.
"Penggelontoran air ke semua irigasi induk tersebut di atas angka perencanaan. Ke Tarum Timur, misalnya, dikirim sebanyak 62,5 M3 / detik padahal perencanannya hanya 50 M3 / detik," kata Harry menjelaskan.
Dengan begitu, semua arelal tanam yang masuk dalam target musim tanam musim gadu ke satu, tidak akan kekurangan air, meski pun musim kemarau masih akan berlanjut. "Kami pastikan stok dan pasokan air irigasi pertanian di Pantura Jawa Barat dalam kondisi aman," ujarnya.
Harry meminta petani disiplin dalam menggunakan air dengan pola gilir-giring yang sudah disepakati bersama. Tinggi Muka Air (TMA) di waduk Jatiluhur pada Jumat, 21 Agustus 2015, masih berada di level 96,58 meter dari yang direncanakan 95,8 meter. "Stok debit air sebanyak itu, aman buat persediaan hingga akhir tahun 2015," ujarnya.
Sesuai perencanaan, debit air waduk Jatiluhur pada akhir Oktober 2018 masih berada di level 90 meteran. Jika terjadi musim kemarau berkepanjangan, kemungkinan penurunan TMA-nya berada di level 87,5 meter. "Bila pada medio akhir September atau awal Oktober sudah mulai ada hujan, maka stok debit air di waduk Jatiluhur, akan lebih aman," kata Herry.
Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang menyatakan meskipun gelontoran air dari saluran induk irigasi Tarum Timur ke wilayah Subang memadai, namun masih ada sekitar 3.676 hektar lagi yang masih dalam proses pengolahan dan belum bisa ditanami. Wilayah itu terutama di pesisir Pantai Utara ( Pantura) Kecamatan Legon Kulon dan Pusakanagara.
Pemantiknya suplai air dari Tarum Timur yang digelontorkan melalui pintu pembagi di Bugis, Indramayu, selalu datang terlambat dan debitnya tak sesuai dengan kebutuhan. "Padahal sudah dilakukan pembagian waktu gilir-giring," kata Darta, petani Legon Kulon.
Kepala Bidang Sumber Daya Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang, Hendrawan, mengatakan, akibat tak suplai air yang cukup seluas 1.500 hektare tanaman padi siap panen, kini dinyatakan puso. Dan, 1.364 hektare lagi sudah terancam puso serta 1.972 hektare lainnya mulai terancam kekeringan.
NANANG SUTISNA