TEMPO.CO, Sampang - Jumlah desa di Jawa Timur yang mengalami kekeringan di musim kemarau ini terus bertambah. Satu di antaranya yang sudah dicengkeram kekeringan adalah Dusun Lembenah, Desa Tlambah, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang.
Di wilayah itu warga harus berjalan jauh untuk bisa mengambil air bersih. Itu pun didapat dari sebuah sumur tua. "Ada sekitar tiga kilometer kami harus berjalan," kata Baidi, warga Dusun Lembenah, saat dihubungi, Kamis, 20 Agustus 2015.
Menurut dia, berjalan jauh terpaksa dilakukan karena sumur-sumur desa yang selama ini dipakai bersama oleh warga airnya menyusut. Kalau ditimba airnya, kata Baidi, pasir di dasar sumur terangkut. "Cuma air di sumur tua itu yang diandalkan warga buat dapat air bersih," ujar dia.
Sulit air juga dirasakan warga Desa Tlambah. Namun, warga di desa yang dikenal sebagai sentra pembuatan genting ini, lebih beruntung karena yang perlu dilakukan hanyalah berhemat memakai air, meski sumur kering.
"Hampir tiap tiga hari sekali, kami beli air tangki untuk membuat genting, sebagian air yang dibeli kami pakai buat kebutuhan rumah," kata Gaffar, warga setempat.
Dia mengaku belum pernah mendapat bantuan air bersih gratis dari pemerintah. Kalaupun ada, dia mengusulkan, lebih baik uangnya digunakan untuk membuat sumur bor. "Lebih solutif," kata dia.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sampang menyebutkan kemarau panjang tahun ini memicu kekeringan parah di 45 desa yang tersebar di 12 kecamatan. "Setiap dua hari, kami dropping air bersih ke desa rawan kekeringan," kata Plt Kepala BPBD Sampang, Anang Joenaidy.
Menurut Anang, banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten Sampang untuk mengatasi masalah kekeringan. Selain dropping air bersih, cara lainnya adalah membangun embung air di desa-desa yang rawan kekeringan. "Total ada 71 embung telah dibangun," ujar dia.
Namun, Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Sampang Imam Irawan mengatakan separuh dari 71 embung tersebut sia-sia karena ikut mengering akibat kemarau panjang tahun ini. "Yang kering itu embung kecil, jumlah pastinya masih didata," katanya.
MUSTHOFA BISRI