Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polisi Didesak Usut Pembunuhan Sadis pada Atlet Bola Voli

image-gnews
AP/Rebecca Blackwell
AP/Rebecca Blackwell
Iklan

TEMPO.CO, Bangkalan - Kepolisian Resor Bangkalan didesak mengusut tewasnya Adi, 25 tahun, pada Ahad, 16 Agustus 2015. Atlet bola voli itu ditemukan tak bernyawa di sebuah gang dekat rumahnya di Desa Prancak, Kecamatan Sepuluh, dengan luka bekas tikaman di sekujur tubuh.

Luka terparah terdapat di lengan, kepala, dan tengkuk. "Ada enam orang yang membunuh, tapi hanya satu yang ditangkap, yakni ADT," kata Suyitno, juru bicara keluarga korban, saat mendatangi Polres Bangkalan, Rabu, 19 Agustus 2015.

Menurut Suyitno, saat ditemukan Adi masih hidup. Kepada ayahnya dia sempat membisikkan beberapa nama pengeroyoknya. Salah satunya berinsial HFI, 40 tahun, yang masih terhitung saudara dengan orang tua korban. "Tersangka ADT yang ditahan sekarang ini adalah anak HFI," ujar dia.

Berdasarkan keterangan korban itulah Suyitno meminta polisi segera turun tangan. Halifi, ayah korban, khawatir para pelaku melarikan diri bila tak segera diringkus. "Dua hari lalu HFI masih berkeliaran bebas," kata dia.

Menurut Halifi, penyebab tewasnya Adi sebenarnya sepele. Dua pekan lalu, tutur dia, Adi melintas di depan rumah HFI dan mbleyer (membunyikan gas sepeda motornya keras-keras). Tindakan Adi itu membuat HFI naik pitam. "HFI koar-koar akan membunuh anak saya," kata Halifi.

Ancaman HFI membuat Halifi khawatir. Sebabnya, selain pernah dihukum dalam kasus pembunuhan, HFI  juga punya banyak preman. Sejak ada ancaman pembunuhan itu Adi dilarang keluar rumah oleh ayahnya. Halifi pun mendatangi HFI untuk meminta maaf. "Saya tiga kali datangi HFI, baru dimaafkan setelah datang ketiga kalinya," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena masalahnya sudah dianggap selesai, pada Sabtu siang Adi keluar dari persembunyiannya. Mendengar Adi keluar rumah, HFI dibantu beberapa orang mengejar korban. "Ada orang lapor ke saya bahwa anak saya dicari-cari HFI," kata Halifi.

Mendengar anaknya dalam bahaya, Halifi bergegas mencarinya ke beberapa tempat. Namun hingga Sabtu malam Adi tidak ditemukan. Baru pada Minggu menjelang pagi Adi ditemukan tersungkur berimbah darah. "Sebelum mengembuskan napas terakhir anak saya sempat menyebut beberapa nama," katanya.

Kepala Polres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Windiyanto Pratomo mengatakan polisi sebenarnya meragukan keterangan tersangka ADT yang mengaku hanya seorang diri menghabisi Adi. "Barang bukti yang kami temukan di TKP (tempat kejadian perkara) menguatkan indikasi bahwa pelakunya lebih dari satu orang," ujar Windiyanto.

Menurut dia, keterangan tambahan dari keluarga korban akan dijadikan bahan penyelidikan untuk mengungkap siapa saja pelaku pengeroyokan terhadap mantan atlet voli sebuah sekolah kejuruan di Bangkalan tersebut. "Siapa pun yang terlibat akan ditangkap dengan syarat alat buktinya kuat," ucap dia.

MUSTHOFA BISRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tolak Pleidoi Altaf Pembunuh Mahasiswa UI, Jaksa Kutip Ayat Al-Qur'an dan Memberikan Tasbih

1 hari lalu

Sidang tuntutan Altafasalya Ardnika Basya,  terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan di Pengadilan Negeri Depok, Kecamatan Cilodong, Depok, Rabu, 13 Maret 2024. Foto : Humas Kejari Depok
Tolak Pleidoi Altaf Pembunuh Mahasiswa UI, Jaksa Kutip Ayat Al-Qur'an dan Memberikan Tasbih

Jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Depok memberikan tasbih kepada Altafasalya Ardnika Basya (23 tahun), terdakwa pembunuhan mahasiswa UI.


Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak

3 hari lalu

Presiden Ekuador Daniel Noboa. REUTERS
Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak

Wali Kota Ekuador termuda Brigitte Garcia dan seorang staf ditemukan tewas tertembak dalam sebuah mobil. Geng pengedar narkoba diduga pelakunya,


Anak Anggota DPR yang Tewaskan Pacarnya di Surabaya Mulai Diadili

9 hari lalu

Tersangka Gregorius Ronald Tannurbersiap melakukan adegan rekonstruksi  di parkiran bawah tanah Lenmarc Mall, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 10 Oktober 2023. Ronald yang merupakan anak anggota DPR fraksi PKB Edward Tannur itu melakukan 41 adegan reka ulang dalam kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan korban bernama Dini Sera Afrianti tewas. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Anak Anggota DPR yang Tewaskan Pacarnya di Surabaya Mulai Diadili

Anak anggota DPR Edward Tannur, Gregorius Ronald Tannur, menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya


Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

9 hari lalu

Aktivis Amnesty International Indonesia membawa petisi tentang penghormatan dan perlindungan HAM di Media Center KPU, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023. Amnesty International mengusulkan tiga topik penting kasus hak asasi manusia (HAM) kepada Komisi Pemilihan Umum dan mendesak untuk dibawa dalam debat capres dan cawapres. TEMPO/M Taufan Rengganis
Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

Amnesty International Indonesia mencatat, dari Januari 2018-Mei 2023, tercatat sekitar 65 kasus pembunuhan di luar hukum dengan 106 korban.


Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

12 hari lalu

Suciwati, istri Munir Said Thalib, saat ditemui usai diperiksa di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

13 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.


Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

13 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

13 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

13 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, ibu yang membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, sempat membenturkan kepalanya saat berada di dalam sel tahanan.


Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

16 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, menilai kasus satu keluarga lompat dari apartemen bisa disebut pembunuhan pada anak, bukan bunuh diri