TEMPO.CO, Pamekasan - Sebanyak 27 santri perempuan Pondok Pesantren An-Nasyiin, Desa Grujugan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengalami keracunan massal usai mengikuti upacara hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-70, Senin, 17 Agustus 2015. Keracunan tersebut bukan karena hidangan yang disantap, melainkan disebabkan kutu rambut.
Nasiruddin, pengurus Pondok Pesantren An-Nasyiin menuturkan, keracunan itu terjadi usai para santri mengikuti upacara bendera di dalam pesantren. Santri putri yang tinggal dalam satu asrama itu sepakat untuk membeli obat pembasmi serangga bermerk 'Lannate'. Obat itu, kata dia, akan digunakan untuk membasmi kutu pada rambut mereka. "Jadi beberapa santri itu kutuan, karena takut menular, semuanya nekat menuangkan cairan pembasmi serangga ke rambut mereka, supaya kutunya mati," katanya, saat diminta konfirmasi, Sabtu, 17 agustus 2015.
Setelah cairan diusapkan merata pada rambut, para santri bergiliran mandi keramas. Saat itulah, kata Nasiruddin, tidak hanya kutunya yang mati, aroma kuat obat tersebut juga membuat para santri merasakan mual dan pusing. "Mereka tidak tahu bahayanya obat itu, hanya coba-coba buat basmi kutu," ujar dia.
Dokter Aprilia Romdiana dari Rumah Sakit Paru Pamekasan memastikan obat yang digunakan para santri adalah obat pembasmi hama tembakau. Penyebab keracunan, kata dia, bukan karena terminum atau termakan, melainkan terhirup melalui inhalasi. "5 dari 9 pasien yang kami rawat harus rawat inap selama tiga hari, kami ingin pastikan paru-paru terinsfeksi racun atau tidak," katanya.
Namun, kata Aprilia, sejauh ini kondisi seluruh pasien sudah stabil. Mual, pusing dan muntah sudah tidak dialami para pasien. "Sebagian kalau sudah bisa minum dan makan, kita pulangkan," kata dia lagi.
Selain di Rumah Sakit Paru, 16 santri dirawat di Puskesmas Tlanakan dan 2 lainnya dirawat di Rumah Sakit Umum Slamet Martodirjo Pamekasan.
MUSTHOFA BISRI