TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengurus Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Yogyakarta yang juga Ketua Panitia Jogja Bike Rendezvous (JBR) 2015, Luthfi menyesalkan rentetan insiden selama penyelenggaraan pertemuan pemilik motor gede di Yogyakarta sejak Jumat, 14 Agustus 2015.
"Bagi siapa saja anggota yang ikut mencemarkan event ini akan kami kenai sanksi organisasi, melalui HDCI pusat," ujar Luthfi kepada Tempo, Senin, 17 Agustus 2015. Sanksi yang dimaksud seperti tak dilibatkan dalam ajang rutin HDCI. "Karena dengan kejadian ini, HDCI Yogyakarta selaku tuan rumah yang kena getah, padahal selama ini tidak ada masalah."
Luthfi menduga dari beberapa informasi yang diterimanya, pengedara yang bersikap arogan bukan berasal dari Yogyakarta. "Yogya santun-santun, kami tahu wonge dewe kabeh (orang sendiri semua)."
Serentetan insiden melibatkan anggota motor gede selama penyelenggaraan JBR 2015 terjadi mulai Sabtu 15 Agustus 2015. Aktivis Elanto Wijoyono awalnya menghadang konvoi motor gede yang berusaha menerobos lampur merah di perempatan Condong Catur dengan kawalan polisi.
Malam harinya, para pengendara moge yang disinyalir berasal dari luar kota, terlibat pengeroyokan seorang warga Yogyakarta di kawasan Gedong Kuning. Warga tersebut diduga mencoba melerai cekcok seorang pengendara moge dengan pemilik mobil yang ditabrak hingga penyok.
Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal Erwin Triwanto menyatakan kasus penghadangan oleh Elanto bukanlah penghadangan dalam arti sesungguhnya. "Tapi aksi moral dari warga menyampaikan aspirasinya, itu hak dia," kata dia.
Adapun soal pengeroyokan, korban sudah membuat laporan. Namun pelapor berencana mencabut secara sukarela. Polisi belum mengantongi identitas pengendara moge yang dilaporkan korban pengeroyokan. Hingga kini, identitas pengendara yang diduga mengeroyok masih simpang-siur. "Tapi karena laporannya akan dicabut secara sukarela, kami menunggu perkembangan," ujar Erwin.
PRIBADI WICAKSONO