TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Kota Bandung telah meruntuhkan dan sejumlah rumah di Jalan Kerawang dan Jalan Jakarta Selatan, Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Dari sekian banyak korban gusuran, terdapat nama Amin Ikhsan. Pria berusia 42 tahun itu adalah mantan atlet senam nasional.
Amin tak mau bergeming meski rumahnya bersama ratusan rumah lainnya telah roboh. Dia hanya bisa meratapi nasib, melihat rumah seluas 190 meter persegi yang sudah ditempati selama 42 tahun kini rata dengan tanah. Rencananya, kawasan seluas 13,5 hektare bekas tempat tinggal Amin akan direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Bandung untuk didirikan apartemen, rusunawa, dan ruang terbuka hijau (RTH).
Rencana revitalisasi itu sudah didengungkan sejak 1990 di bawah pimpinan Wali Kota Bandung Ateng Wahyudi dengan kontraktor PT Mega Candra Purabuana.
"Saya tetap bertahan untuk menuntut hak dan pemerintah mengganti apa yang mereka hancurkan di sini. Saya ingin ada kepastian penggantian yang layak untuk saya dan warga di sini semua," ujar Amin saat ditemui Tempo di dalam gubuknya, Jumat, 14 Agustus 2015.
Badan Amin kini sudah tidak tegap lagi seperti dulu. Gagal ginjal yang diderita memaksa atlet peringkat 7 dunia dalam ajang Suzuki Gymnastic World Cup di Jepang pada 2000 ini lebih banyak terbaring di atas kasur hingga sekarang. Amin tergeletak di tengah-tengah lahan bongkaran yang diselimuti debu.
Sepuluh bulan sudah Amin menderita gagal ginjal seusai turun di ajang Porda Jawa Barat di Bekasi. Kakinya sudah mulai membengkak dan beberapa luka tertutup kain kasa terdapat di lengannya. Luka itu adalah bekas cuci darah yang rutin dilakukannya tiga kali dalam satu minggu.
"Biayanya Rp. 1,4 juta sekali cuci darah. Penghasilan utama saya dari studio musik dan kost-kostan. Setelah semua dibongkar tidak punya pendapatan apa-apa. Mengajar tidak bisa, melatih tidak bisa," kata Amin.