TEMPO.CO, Jakarta - Aksi pembegalan kembali marak di Makassar, Sulawesi Selatan. Sasaran komplotan begal itu tidak pandang bulu. Tak melulu masyarakat biasa, mereka juga menyerang pejabat bahkan polisi. Maraknya aksi begal itu menjadi momok masyarakat Makassar untuk melakoni aktivitas kesehariannya.
Dalam sehari ini, Jumat, 14 Agustus, terjadi dua aksi pembegalan yang cukup menonjol. Kasus pertama terjadi di Jalan Tidung, Kecamatan Rappocini, sekitar pukul 00.45 Wita. Korbannya adalah anggota Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Brigadir Dua Erwin.
Erwin dipanah oleh empat pelaku begal di depan rumah rekannya, Brigadir Dua Fatimah Wulandari. Komplotan begal itu berupaya merampas sepeda motor korban. Beruntung, perbuatan pelaku dilihat rekan korban dan warga yang membuat para pelaku langsung melarikan diri.
Adapun, Erwin dilarikan ke Rumah Sakit Grestelina kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk memperoleh perawatan intensif. Personel Samapta Bhayangkara Polda Sulawesi Selatan dan Barat itu mengalami luka panah pada bagian lengan kanan dan punggung.
Kasus pembegalan berikutnya menimpa pejabat Pemerintah Kota Makassar Andi Muhammad Hamzah Bakrie. Kepala Seksi Pelayanan Media Publik Dinas Kominfo Makassar itu diserang komplotan begal di Jalan Urip Sumiharjo, sekitar pukul 14.30 Wita. Komplotan pembegal yang berjumlah delapan orang itu beraksi di siang bolong dan di tengah keramaian.
Juru bicara Polrestabes Makassar, Komisaris Andi Husnaeni, mengatakan Hamzah mengalami luka bacok pada bagian leher, telinga kiri, dan pinggang. Komplotan begal itu berhasil menggasak dua telepon seluler korban senilai Rp 13 juta. "Saat diserang, korban sempat melakukan perlawanan sebelum akhirnya menyerahkan dua HP miliknya," ucapnya, Jumat, 14 Agustus.
Husnaeni mengatakan pihaknya tengah menyelidiki pelaku pembegalan terhadap pejabat Pemerintah Kota Makassar maupun anggota Polda Sulawesi Selatan dan Barat itu. "Pelakunya masih dalam penyelidikan," tutur dia. Kepolisian diklaimnya telah berupaya menekan angka kejahatan jalanan dengan mengintensifkan patroli.
Hamzah yang ditemui di RS Awal Bros menduga para pelaku pembegalan itu merupakan pemuda setempat. Musababnya, delapan pemuda itu tidak mengenakan helm. Hamzah mengaku dibegal saat tengah menunggu mobilnya yang diparkir oleh petugas bengkel. "Saya main HP lalu tiba-tiba salah seorang pelaku sudah menodong parang di leher," ujarnya.
Saat kejadian, Hamzah mengatakan kondisinya cukup ramai lantaran TKP berada di samping ruas Jalan Urip Sumihardjo yang merupakan jalur padat. Hanya saja, di sekitar areal parkir depan Cafe Labuana dan bengkel itu memang agak sepi. "Kalau arus lalu lintas ramai, tapi di TKP saat kejadian agak sepi," tuturnya.
TRI YARI KURNIAWAN