TEMPO.CO, Subang - Jajaran Komando Resor Militer 0603 Sunan Gunung Djati Cirebon mengawal pembagian air irigasi induk Tarum Timur buat para petani di wilayah Pantai Utara (Pantura) antara tapal batas Subang dan Indramayu.
"Agar tidak menimbulkan konflik sosial di antara petani seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Komandan Korem 0603 Cirebon Kolonel Sucipto, saat ditemui wartawan di markas Kodim 0605 Subang, Selasa, 11 Agustus 2015.
Ketika TNI belum dilibatkan dalam program swasembada pangan, Sucipto menjelaskan, antara petani Pantura Subang dan Indramayu seringkali terlibat konflik. Bahkan, sempat terjadi aksi saling bacok. Pemantiknya, petani Subang merasa dicurangi karena suplai air dari saluran induk Tarum Timur yang bersumber dari waduk Jatiluhur kemudian disalurkan melalui pintu pembagi Bugis yang berada di wilayah Indramayu itu selalu "dikuasai" para petani di sana.
Sucipto menegaskan kembali komitmen pengamanan pasokan air di musim kemarau ekstrem seperti sekarang ini. Di lokasi pintu pembagi Bugis kini didirikan tenda buat piket bergilir anggota TNI dari Kodim Subang dan Indramayu.
Ketua Gabungan Kelompok Tani Kecamatan Pusakajaya Judirman mengatakan pada musim tanam yang tengah berlangsung saat ini, ada sekitar 60 persen dari luas 3.907 hektare sawah di wilayah kecamatannya yang terancam tak bisa diolah sama sekali. "Yang sudah tanam dua hingga tiga minggu seluas 1.492 hektare juga tak ada jaminan aman dari kekeringan jika pembagian air di pintu Bugis tidak adil," kata Judirman.
Judirman berharap keterlibatan TNI dalam pembagian air tersebut bisa memberikan rasa keadilan buat petani Subang dan Indramayu.
Kepala Bidang Sumber Daya Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang Hendrawan menyebut ada 11.464 hektare lebih lahan sawah di Kecamatan Compreng, Pamanukan, Pusaka Jaya, dan Pusakanagara yang pengairannya sangat bergantung pada pintu pembagi Bugis. "Terutama pada saat musim tanam gadu pertama sekarang ini," Hendrawan menjelaskan.
Jika pasokan air dari pintu pembagi Bugis seret, maka tanaman padi yang sudah berusia dua minguan dipastikan akan mengalami puso. Sedangkan sawah yang baru diolah tak akan bisa ditanami.
Menurut Hendrawan, berdasarkan kesepakatan antara Pemkab, Kodim dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang dan Indramayu, pembagian air dari saluran induk Tarum Timur melalui pintu pembagi Bugis dilakukan setiap lima hari sekali.
NANANG SUTISNA