TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian membuka posko terpadu lintas lembaga untuk menanggulangi kekeringan nasional yang diprediksi terjadi hingga akhir 2015.
Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, diperkirakan ratusan ribu hektare sawah terancam gagal panen akibat kekeringan. "Rapat koordinasi pembentukan posko terpadu sedang diadakan," kata Amran di kantornya, Senin, 10 Agustus 2015.
Pembukaan posko terpadu melibatkan Kepolisian RI; Tentara Nasional Indonesia; Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); Badan Urusan Logistik (Bulog); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kementerian Perdagangan; serta Kementerian Energi Sumber Daya Mineral.
Amran berujar, setiap tahun, 200 ribu hektare sawah berpotensi gagal panen. Langkah antisipasi yang ditempuh Kementerian Pertanian sejak Desember 2014 adalah membangun jaringan irigasi tersier guna mengairi sawah seluas 1,3 juta hektare.
Selain itu, jumlah pompa air ditambah, terutama di daerah yang dinilai potensial sebagai produsen tanaman pangan, seperti padi, jagung, dan kedelai.
Sebanyak 300 unit pompa air sudah diberikan kepada Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, guna mengairi 10 ribu hektare lahan. Sedangkan sekitar 327 pompa diberikan kepada sejumlah daerah di Jawa Tengah, yakni Kabupaten Demak, Pati, dan Grobogan.
Sementara itu, dua daerah di Jawa Barat, yakni Cirebon dan Indramayu, mendapat bantuan dua unit pompa air ukuran lebih besar dibanding daerah lain. Dua pompa itu mampu menyedot air dari sungai besar yang tidak jauh dari lahan sawah seluas 11 ribu hektare.
Amran menjelaskan, sumber air lain yang disediakan adalah seribu sumur dangkal yang dibangun di 28 desa. Satu sumur mampu mengairi lahan seluas 15 hektare.
ROBBY IRFANY