TEMPO.CO, Surabaya - Salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf yakin bahwa Muktamar NU tidak akan diulang. Menurutnya tidak ada pihak-pihak yang ingin mencari jabatan di NU. "Tidak lah, itu mau nyari apa di NU?” kata Gus Ipul, sapaan Syaifullah, kepada Tempo di kantornya, Jumat, 7 Agustus 2015.
Gus Ipul memberikan jaminan bahwa para kiai-kiai yang ingin menginginkan adanya mukatamar ulang sudah memahami dan saling pengertian satu sama lain. Sehingga dia tetap berpendapat bahwa Muktamar NU tidak ada yang akan diulang. “Sudah rek mukatamar sudah selesai ini NU bukan yang lain, semuanya sudah selesai,” ujar ketua panitia muktamar ini.
Dia menjelaskan bahwa cabang-cabang NU yang berada di Indonesia tidak akan mau menggelar Muktamar NU diulang. Dia beralasan bahwa kader maupun kiai NU tidak mengutamakan jabatan. "Itu saja Gus Mus (Kiai Mustofa Bisri) meskipun sudah terpilih menjadi Rais Aam tidak mau jabatan itu, itu contoh karakter kiai NU," ujarnya.
Gus Ipul juga berharap agar tidak ada gugatan yang dilayangkan mengenai hasil Muktamnar NU ke-33 Jombang kemarin. Menurutnya proses muktamar sudah berjalan sangat demokratis.
Sebelumnya, Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, KH Sholahudin Wahid mengatakan sekitar 300 pengurus cabang dan wilayah meminta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode yang lalu menggelar ulang muktamar paling lambat tiga bulan dari sekarang. Bila tidak dilakukan, pengurus wilayah akan menyelenggarakan muktamar sendiri.
Tidak hanya itu, forum lintas Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia akan menggugat Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, ke pengadilan. Ini merupakan langkah hukum yang akan diambil mayoritas PWNU dan sejumlah PCNU yang menolak semua produk hasil muktamar yang diselenggarakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pimpinan Said Aqil Siradj yang sudah demisioner.
EDWIN FAJERIAL