TEMPO.CO, Bandung - Ani Mulyani, 47 tahun, hanya bisa meratapi rumahnya di Jalan Kerawang, Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal yang kini sudah dengan tanah bercampur debu. Rumah kecilnya bersama puluhan rumah lain telah dibongkar paksa petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung, Selasa 4 Agustus 2015.
Penyesalan tidak berarti lagi untuk Ani. Dia bersama puluhan kepala keluarga lain telah menolak untuk direlokasi ke apartemen rakyat buatan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil di Rancacili, Kecamatan Rancasari. Alasannya, apartemen alias rumah susun tersebut tidak layak karena tidak akan cukup menampung banyak orang.
"Siapa yang mau, di sana kurang layak. Mana muat untuk kami berenam, sempit. Anak saya nanti enggak bisa buat belajar. Disimpan lemari juga penuh," kata Ani, Rabu, 5 Agustus 2015.
Selain itu, alasan lain yang dilontarkan Ani adalah masalah akses jalan yang terlalu jauh dari sekolah anak-anaknya. Dikhawatirkan biaya hidup sehari-hari akan melonjak hanya untuk transportasi. Belum lagi penghasilan suaminya yang berprofesi sebagai sopir di salah satu bank swasta hanya mencapai Rp. 3.000.000 per bulan.
"Ke sana tidak boleh bawa kendaraan dari rumah jauh kemana-mana. Air juga sebagian belum terpasang. Sebagian (rumah) lampunya juga tidak ada," akunya.
Ani sadar betul kalau tanah yang didiaminya adalah milik Pemerintah Kota Bandung. Dari luas 13 hektare, sebagian akan dijadikan ruang terbuka hijau dan sebagian lagi akan dibuat hunian bertingkat. Keinginannya hanya mendapatkan penggantian yang layak.
"Kami Sudah 30 tahun disini. Kami punya kartu keluarga, PBB juga bayar. Kami tidak liar, kami bayar pajak," akunya.
Terpisah, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menanggapi keluhan dari para korban gusuran. Menurut dia, pihaknya sudah sangat toleran dengan menyediakan rumah susun yang dikatakannya sebagai apartemen rakyat.
"Pemkot Bandung tidak mungkin menggusur tanpa solusi. Pemkot Bandung sudah kasih solusi (apartemen rakyat Rancacili)," ujarnya.
Ridwan Kamil menambahkan, alasan kondisi rumah susun yang tidak layak menurutnya sangat tidak masuk akal. "Orang akan cari alasan kalau tidak mau pindah. Bilang ini, itu, tidak layak, saya tidak percaya lagi urusan begitu," katanya.
Buktinya, kata Ridwan Kamil, sebagian besar keluarga yang rumahnya ikut dibongkar telah menyatakan setuju untuk dipindahkan ke Rancacili. "Kita sudah berupaya, buktinya banyak yang pindah. Artinya tidak ada masalah. Kalau dicari-cari masalah satu dua pasti ada," tandasnya.
PUTRA PRIMA PERDANA