TEMPO.CO, Makassar - Presiden Joko Widodo secara terbuka memuji Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Sejak berdiri tahun 1912, Muhammadiyah disebut banyak berkontribusi untuk memajukan umat dengan memaksimalkan berbagai amal usahanya. Dua di antaranya disebut paling bermanfaat, yakni di bidang kesehatan serta bidang pendidikan.
"Sudah berapa juta bayi yang lahir di rumah sakit Muhammadiyah, di klinik-klinik Muhammadiyah. Berapa juta siswa yang meniti pendidikan di sekolah Muhammadiyah. Kita bisa melihat begitu banyak kontribusi Muhammadiyah untuk negara kita," kata Jokowi saat memberi amanat pada upacara pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah, di lapangan Karebosi Makassar, Senin 3 Agustus 2015.
Jokowi menuturkan, Muhammadiyah telah cukup lama dikenal dengan gagasan dan kreativitas berkemajuan. Hal ini membuat Muhammadiyah bisa berkontribusi di berbagai kota bahkan hingga pedesaan. "Dengan pandangan Islam berkemanjuan, dan berbagai modal sosial. Muhammadiyah dan Aisyiyah berhasil menjadi motor kemajuan bangsa," ujarnya.
Dalam pidatonya, Jokowi berharap umat muslim di Indonesia bersatu padu dengan umat lainnya untuk membentuk bangsa yang kuat. Umat muslim sebagai mayoritas di Indonesia juga diminta menjadi teladan dengan hidup ramai dan rukun dalam keragaman. Adapun kebhinekaan harus disyukuri sebagai rahmat. "Muhamammadiyah turut memiliki tanggung jawab sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar," ujarnya.
Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar dibuka Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Pembukaan secara simbolis dengan memukul ganrang bulo, alat musik gendang khas tradisional Bugis-Makassar. Juga diputar lagu tema muktamar yang diiringi orkestra Dwiki Darmawan yang dikombinasikan dengan berbagai alat musik tradisional. Lalu acara ditutup dengan penampilan seni tari empat etnis Sulawesi Selatan, yakni Bugis, Makassar, Toraja dan Mandar, yang disemarakkan tujuh ribu penari se-Makassar.
Selain presiden, pembukaan Muktamar Muhammadiyah juga dihadiri sejumlah tokoh penting. Di antaranya Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, dan beberapa tokoh partai politik. Sedangkan hadirin terdiri dari sekitar sepuluh ribu warga Muhammadiyah, baik mereka yang menjadi peserta muktamar maupun datang sebagai penggembira dari seluruh provinsi di Indonesia.
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan, pada muktamar kali ini warga Muhammadiyah akan mengukuhkan sikap dan pandangannya terhadap negara berdasarkan Pancasila. Itu artinya, Din melanjutkan, Muhammadiyah berkomitmen tinggi terhadap Indonesia serta siap bersama umat lain untuk mencapai cita-cita nasional, masyarakat yang adil dan makmur.
AAN PRANATA