TEMPO.CO, Bangkalan -- Sejumlah tanaman padi di Desa Tengket dan Arosbaya, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menguning sebelum waktunya akibat kemarau. Sejumlah petani akhirnya memilih menyabit bibit padi yang baru berusia dua bulan tersebut untuk dijadikan pakan sapi.
"Kalau sudah menguning begini, padi tidak akan tumbuh," kata Amin, warga Desa Arosbaya, Senin, 3 Agustus 2015.
Lahan padi di Desa Arosbaya tampak retak-retak. Namun tidak semua disemai untuk pakan ternak. Sebagian tanaman dibiarkan pemiliknya hingga tampak seperti rumput liar. Petani merugi hingga Rp 1 juta per hektare antara lain untuk pembelian bibit, pupuk, ongkos buruh, dan mengolah lahan.
Menurut Amin, kemarau tahun ini datang lebih cepat. Biasanya musim kemarau dimulai Agustus, tapi tahun ini hujan sudah berhenti turun sejak Juli. "Tanaman yang kering ini kami tanam sejak Juni, biasanya dipanen pertengahan Agustus," ujar dia.
Sekretaris Desa Arosbaya, Nurwadi, mengatakan, musim kemarau juga telah menyebabkan petani tidak bisa mengolah lahan untuk ditanami kacang panjang setelah musim tanam padi berakhir. Kata dia, para petani yang tidak bisa menggarap lahan tersebut adalah petani yang memilih dua kali menanam padi dalam satu musim. "Tanah di sawah jadi keras, tidak bisa dibajak," katanya.
Sementara itu, petani yang hanya sekali menanam padi masih sempat mengolah lahan. Saat musim kemarau tiba, mereka langsung menanami lahannya dengan kacang panjang. "Kacang panjang tetap tumbuh meski kekurangan air," kata Nurwadi.
Untuk menyirami tanaman, Nurwadi melanjutkan, petani di Desa Arosbaya mengandalkan sisa genangan air di sungai desa yang juga ikut mengering akibat kemarau.
MUSTHOFA BISRI