TEMPO.CO, Banyuwangi - Pantai Boom, Banyuwangi, akan dikeruk sedalam 4-5 meter untuk dijadikan pelabuhan marina. “Agustus ini, kami sudah menyelesaikan studi kelayakannya,” kata Manajer PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjungwangi, Bangun Sugito, Senin, 3 Agustus 2015.
Menurut Bangun, Pantai Boom harus dikeruk karena kedalamannya kurang dari 4 meter. Pendangkalan terjadi karena Pantai Boom jadi muara Sungai Kalilo. Sedangkan kapal marina minimal bisa sandar bila kedalaman laut minimal 4 meter.
Setelah pengerukan selesai, PT Pelindo III mulai membangun fisik pelabuhan marina pada Januari 2016. Proyek tersebut, kata dia, membutuhkan biaya total sebesar Rp 200 miliar. PT Pelindo III menggandeng Fremantle Sailing Club (FSC), sebuah klub kapal layar terbesar di Australia.
Marina Banyuwangi tersebut akan terintegrasi dengan pengembangan marina di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dan Benoa, Bali. Pembangunan Marina akan dilakukan anak usaha Pelindo III, yaitu PT Pelindo Properti.
Pantai Boom seluas 44,2 hektare tersebut masih termasuk pelabuhan yang dikelola perusahaan pelat merah itu. Pembangunan marina menjadi upaya Pelindo III untuk mengembangkan bisnis di luar layanan pelabuhan bongkar-muat barang secara komersial.
Menurut Bangun, selain menjadi pelabuhan marina, Pantai Boom juga tetap dikembangkan untuk pelabuhan rakyat. Nantinya, semua kapal nelayan dan kapal perintis akan ditempatkan di Pantai Boom. “Pembangunan pelabuhan rakyat dikerjakan oleh Dinas Perhubungan Jawa Timur,” ujarnya.
Menurut catatan Tempo, pembangunan pelabuhan rakyat mulai dikerjakan sejak 2005 dengan anggaran total dari APBN dan APBD Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 69 miliar.
IKA NINGTYAS