TEMPO.CO , Parepare - Kekeringan yang melanda Kota Parepare meluas hingga ke Kecamatan Bacukiki, tepatnya di Kelurahan Wattang Bacukiki, Parepare, Sulawesi Selatan. Sawah jenis tadah hujan seluas 100 hektare milik warga diprediksi gagal panen.
"Sudah dua bulan sawah kami mengering, karena tidak ada hujan, kemungkinan besar masa panen September gagal," ujar Sakka, 55 tahun, petani Wattang Bacukiki, saat ditemui di Wattang Bacukiki, Ahad, 2 Agustus 2015.
Sakka bersama petani lainnya tidak langsung pasrah. Mereka bekerja sama membuat pompa air untuk mengairi sawah seluas 100 hektare. "Daripada rugi banyak, kami kerja sama membeli mesin pompa untuk mengairi sawah kami," ujarnya.
Petani lain, Isennang, mengungkapkan, kekeringan tak hanya menguras keuangan petani, tapi juga tenaga. "Sudah beberapa tahun kekeringan seperti ini, namun mungkin tahun ini yang terparah," katanya.
Warga juga kesulitan mendapatkan air bersih. "Air untuk minum saja susah. Beruntung, ada beberapa sumbangan dari beberapa pihak dengan menyediakan air melalui mobil tangki," kata Zulkarnaen, 34 tahun, warga Lemope.
Camat Bacukiki, Iskandar Nusu, mengatakan pemerintah kota sudah memberikan bantuan kepada petani melalui kelompok tani. "Kami sudah memberikan bantuan berupa mesin pompa air," ucapnya.
Mantan Kepala Bagian Humas Parepare itu sedang berkoordinasi dengan Kantor Urusan Agama (KUA) untuk melaksanakan salat minta hujan (istisqa). "Kondisi alam sudah seperti ini, jadi rencananya kami akan salat bersama untuk meminta hujan, " kata Iskandar.
DIDIET HARYADI SYAHRIR