TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia telah menghubungi kepolisian Indonesia untuk mendapatkan informasi resmi tentang penculikan dan pemerasan pengusaha Malaysia, Sahlan Bandan, dan lima anggota keluarganya di Cijantung, Jakarta Timur, baru-baru ini.
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim mengatakan hingga saat ini kedutaan belum mendapat informasi resmi dari pemerintah Indonesia tentang kasus itu.
"Kami berharap polisi Indonesia dapat mengumumkan kasus penculikan dan pemerasan ini. Kami menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kasus pada kepolisian setempat," kata Zahrain kepada Bernama, Senin, 27 Juli 2015.
Zahrain mengatakan selama ini hanya dapat mengikuti perkembangan kasus dari media lokal. Sejauh ini, kepolisian dilaporkan telah menangkap enam orang yang terlibat dalam penculikan dan pemerasan itu. Dua di antaranya disebut sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer Jayakarta Heri Prakosa, sebagaimana dikutip media lokal, mengatakan salah satu tentara itu telah dikirim ke Polisi Militer Daerah Militer Jakarta pada Minggu malam.
Kepolisian Daerah Metro Jaya juga telah menahan empat orang untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi turut menyita sebuah mobil, telepon seluler, uang tunai senilai Rp 80 juta, serta perhiasan yang diyakini milik korban. Polisi yakin kasus itu dilakukan oleh sepuluh orang dan diprakarsai oleh rekan bisnis korban.
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Krishna Murti kepada media mengatakan Sahlan diculik dan disiksa selama delapan hari sebelum dibebaskan pada 23 Juli 2015. Dia membayar uang tebusan agar dibebaskan.
Sahlan adalah pengusaha pengeringan ikan dan pertukaran uang. Dia awalnya dihubungi oleh seorang lelaki yang meminta duit sebesar Rp 500 juta untuk diserahkan di lokasi tertentu. Sahlan menolak menuruti permintaan tersebut.
Lelaki itu kemudian menyuruh sepuluh orang mendatangi rumah Sahlan dan menculik lima adiknya. Sahlan menyerahkan diri pada para penculik karena mereka mengancam akan membunuh adik-adiknya.
"Penculik meminta korban ke sebuah rumah makan di Cibubur lalu membawanya ke sebuah rumah di Cijantung," kata krishna.
Di rumah itu, Sahlan disiksa dengan senjata api dan diancam akan dibunuh bila tak menyerahkan uang Rp 500 juta. Sahlan kemudian menghubungi keluarganya di Malaysia untuk meminta uang sebesar Rp 100 juta. Dia menyerahkan duit itu beserta sebuah van mewah sebagai uang muka untuk penculik.
Setelah dilepaskan penculik, Sahlan segera melapor ke kepolisian Jakarta.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA | BERNAMA