TEMPO.CO , Makassar: Sejak pagi hingga siang, Kampus Merah masih lengang ditinggal mahasiswanya yang menikmati libur Lebaran. Namun, ada keriuhan di salah satu sudut Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Hasanuddin di Kampus Merah Tamalanrea, Selasa pekan lalu.
Hadi Mulyadi berseragam kaus berkerah, perpaduan abu-abu dan merah, tampak bersemangat bertemu teman-temannya. Mereka adalah alumnus FMIPA dari berbagai angkatan, dari 1980-an hingga yang baru-baru sarjana, angkatan 2011.
Ramah-tamah bertema “Refleksi Alumni Math-stat Unhas dan Peranannya dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa” ini dimulai dengan jalan santai bersama mengelilingi kampus Unhas. Lalu mereka saling memperkenalkan diri dan bertemu kangen. Dua belas mantan ketua himpunan matematika juga bercerita singkat. Beberapa alumnus mewakili tiap angkatan mengucapkan testimoni atau kesan-kesan semasa kuliah. Juga tentang cerita dan kabar mereka setelah meninggalkan kampus.
Belajar matematika adalah aktivitas yang menyenangkan. Pelajaran yang bergaul dengan angka-angka dan simbol-simbol ini bisa membantu berpikir praktis, logis, dan cermat. Bagi Hadi, belajar matematika sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari hingga tempat kerja. “Matematika mengajar kita cara berpikir logis, analitis, taktis, dan sistematis,” kata Hadi, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, di sela-sela temu alumnus matematika.
Hadi adalah alumnus angkatan 1987 dari Jurusan Matematika Universitas Hasanuddin. Di hadapan seratusan alumnus yang bercengkerama di taman Himpunan Mahasiswa Matematika, dia bercerita tentang masa kuliahnya yang menganggap orang yang kuliah matematika bermasa depan suram. Alasannya, mahasiswanya tak punya banyak pilihan lapangan kerja.
Dari 35 jumlah mahasiswa angkatan 1987 pada saat itu, satu per satu meninggalkan kampus dan memilih pindah ke jurusan lain, seperti ke kedokteran. “Sampai yang sarjana tinggal 18. Mereka yang bertahan tetap beruntung karena bernasib baik,” kata Hadi. Di antaranya ada yang menjadi dosen di kampus sendiri, ada yang di Universitas Cendrawasih di Papua. Ada pula yang menjadi konsultan Bank Dunia di Jepang atau bekerja di Badan Pusat Statistik.