TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Perhubungan DPR Muhidin mengatakan jumlah kecelakaan angkutan Lebaran tahun ini masih banyak, yakni mencapai 3.049 kejadian dan 657 korban meninggal dunia.
Dia berharap pemerintah tidak menganggap angka kecelakaan tersebut sebagai keberhasilan capaian dari penurunan kecelakaan lalu lintas. "Enam ratus korban ini sudah termasuk pembunuhan massal yang disebabkan moda transportasi. Jangan kita anggap biasa," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad, 26 Juli 2015.
Pemerintah, kata dia, seharusnya dapat menurunkan angka kecelakaan lalu lintas lebih rendah lagi. Menurut dia, jumlah kecelakaan dan korban jiwa akibat momen Lebaran tersebut luar biasa karena 657 orang meninggal dunia dalam dua pekan.
Dia mengakui pemerintah telah mempersiapkan operasi ketupat pada arus mudik dengan baik. Namun Muhidin menyoroti kecelakaan lalu lintas banyak terjadi pada arus balik.
Dia menilai banyak perusahaan yang hanya memberikan angkutan gratis pada arus mudik saja. Seharusnya, kata dia, perusahaan memberikan fasilitas angkutan gratis untuk pulang dan pergi. "Masyarakan mungkin sudah lelah lalu memaksakan diri balik sehingga lengah di jalan," katanya.
Jumlah kecelakaan lalu lintas tahun ini sebanyak 3.049 kejadian atau turun 21,5 persen dibanding tahun lalu. Untuk korban meninggal dunia sebanyak 657 orang atau turun 8 persen dibanding tahun 2014.
Rata-rata per hari tercatat lima korban meninggal pada arus mudik tahun ini. Jumlah ini turun dibanding tahun lalu yang mencapai korban 45 meninggal dunia setiap hari.
Jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan masih didominasi oleh sepeda motor, yakni 3.633 unit, dan mobil penumpang sebanyak 871 kendaraan. Lokasi terjadinya kecelakaan sebagian besar di jalan yang bukan sebagai jalur mudik, tetapi lebih banyak terjadi di jalan lokal.
Sebanyak 2.338 kecelakaan terjadi di kawasan pemukiman dan 212 kejadian di kawasan belanja. Sesuai dengan data kecelakaan yang terjadi di jalan arteri (jalur angkutan umum) turun sebanyak 12 persen dibanding tahun lalu. Sedangkan pada jalan lokal naik 31 persen dibanding tahun 2014.
Rata-rata pelaku kecelakaan lalu lintas terbanyak berusia antara 16-20 tahun. Jumlah ini mencapai 81 persen dari usia lainnya.
ALI HIDAYAT