TEMPO.CO, Semarang - Guna memperkuat kerukunan kehidupan beragama di Jawa Tengah, Kantor Wilayah Kementerian Agama setempat akan membentuk Forum kerukunan umat beragama hingga tingkat kecamatan. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah, Ahmadi menyatakan selama ini struktur keberdaan FKUB hanya di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. “Karena FKUB baru di tingkat kabupaten/kota, maka forum untuk berdialog antar beragama ini akan terbatas oleh kalangan tertentu,” kata Ahmadi di Semarang, Kamis 23 Juli 2015.
Ahmadi berharap keberadaan FKUB sampai di tingkat kecamatan akan menjadi wadah lebih banyak untuk memfasilitasi dialog antar umat beragama. “Tujuannya agar perdamaian kehidupan agama bisa terus terpupuk dengan baik,” ujarnya. Ahmad menambahkan beberapa kabupaten memang sudah menggagas FKUB di tingkat kecamatan seperti di Grobogan.
Untuk mencegah paham radikalisme di agama, Kementerian Agama Jawa Tengah juga ada program pendidikan multikulturalisme untuk siswa-siswi tingkat SMA. Kementerian sudah menggelar beberapa kali dengan peserta para siswa lintas agama berkumpul dalam satu forum membahas tentang pluralism.
Pernyataan Ahmadi ini menanggapi adanya insiden kerusuhan di Tolikara pada saat momentum idul fitri pekan lalu. Di Jawa Tengah sendiri beberapa hari lalu juga ada insiden perusakan pintu Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Tlepok, Kecamatan Grabak, Kabupaten Purworejo. Beberapa tokoh agama di Jawa Tengah juga sudah berkumpul di Semarang, Rabu 22 Juli 2015.
Dengan difasilitasi pemerintah Provinsi Jawa Tengah, berbagai kelompok keagamaan itu melakukan deklarasi perdamaian. Deklarasi itu diikuti tokoh agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghuchu. Selain itu juga Gubernur Jateng, Kementerian Agama Jateng, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Komunikasi Umat Agama (FKUB), PWNU Jateng, Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jateng, DPRD Jateng , Kapolda Jateng, Kejaksaan Tinggi, dan Pangdam IV Diponegoro.
Deklarasi itu berisi agar selalu menjaga keututuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mengecam segala bentuk kekerasan dan tindakan anarkhis yang mengatasnamakan agama, mengajak masyarakat Jateng untuk tetap menjaga kerukunan cinta damai dan toleransi antar umat beragama, dan menjadikan Jateng sebagai provinsi terdepan dalam perlawanan terhadap paham dan tindakan yang bertentangan dengan Pancasila dan undang-undang 1945.
Ketua FKUB Jawa Tengah, Mujahirin Thohir berharap agar insiden di Tolikara bisa dilokalisir tidak merembet ke daerah lain. ”Agar tidak memprovokasi daerah lain,” ujarnya. Selama ini, kata dia, banyak umat beragama belum memahami etika agamanya sendiri dan agama orang lain. “ Sehingga masih ada yang belum menerima adanya perbedaan. Tak pelak, bisa berpotensi mendiskreditkan agama lain.”
ROFIUDDIN