TEMPO.CO , Malang: Serangan ubur-ubur di kawasan pesisir selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur meluas. Tak hanya di pantai Balekambang tetapi juga meluas ke Kondang Merak, dan Ngliyep. "Wisatawan harus waspada dan berhati-hati," kata Kepala bidang kedaruratam Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bagyo Setyono, Rabu 22 Juli 2015.
Ubur-ubur, katanya, menepi ke pantai terutama saat sore hari. Fenomen alam ini terjadi setiap tahun. Ubur-ubur menepi di pesisir selatan Kabupaten Malang sehingga menganggu kenyamanan dan keamanan wisatawan yang mengisi libur lebaran.
Namun, BPBD belum mendata total wisatawan yang tersengat ubur-ubur. Untuk itu, pengelola wisata pantai untuk memasang papan peringatan dan pengumuman bahaya ubur-ubur.
Mereka menurunkan tim kesehatan untuk mengantisipasi dan mengobati korban sengatan ubur-ubur. BPBD juga mengajak semua potensi masyarakat sekitar untuk memberikan peringatan dini dan pertolongan.
Palang Merah Indonesia (PMI) menurunkan sembilan personil mengantisipasi korban sengatan ubur-ubur. Petugas memasang tenda pengobatan di pantai Balekambang. "Korban tahun lalu lebih banyak," kata Sekretaris PMI Kabupaten Malang, Aprillijanto.
Bahkan pada tahun lalu relawan PMI saban pagi menyisiri pantai. Membersihkan ubur-ubur yang menempel di karang dan pasir pantai. Korban yang tersengat mengalami gatal-gatal dan kepanasan. "Panas seperti terbakar," ujarnya.
Selama lima hari terakhir sebanyak 31 orang disengat ubur-ubur. PMI juga menurunkan tim water rescue untuk mengamankan wisatawan di pantai. Tim dilengkapi perahu karet dan peralatan selam. Wisatawan dilarang mendekati daerah berbahaya, lantaran pantai selatan dikenal berombak besar dan ganas.
EKO WIDIANTO