Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polemik Sabda Raja, Open House Sultan HB X Mau Diboikot  

image-gnews
Putri sulung Sultan, GKR Mangkubumi (kiri) tampil dalam pementasan wayang orang memperingati Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Bawono X di pagelaran keraton Yogyakarta, 18 Mei 2015. Pertunjukan ini untuk memperingati 27 tahun Sultan HB X bertahta. TEMPO/Pius Erlangga.
Putri sulung Sultan, GKR Mangkubumi (kiri) tampil dalam pementasan wayang orang memperingati Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Bawono X di pagelaran keraton Yogyakarta, 18 Mei 2015. Pertunjukan ini untuk memperingati 27 tahun Sultan HB X bertahta. TEMPO/Pius Erlangga.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah elemen masyarakat Yogyakarta berencana tak menghadiri acara open house yang digelar Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X di Bangsal Kepatihan Yogyakarta pada Rabu, 22 Juli 2015.

Pasalnya, meskipun acara itu bersifat umum dan menjadi rutinitas pasca-Lebaran, mereka khawatir kedatangan mereka bisa dipersepsikan negatif. Ini terutama terkait dengan belum selesainya polemik seputar sabda raja Sultan HB X yang memicu pro-kontra.

"Sudah ada pemberitahuan syawalan (open house) itu, namun kami belum ada rencana datang seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar Ketua Dewan Penasehat Paguyuban Dukuh se-Gunungkidul 'Janaloka' Sutiyono, pada Selasa, 21 Juli 2015.

Sabda Raja HB X memicu polemik karena dinilai menyalahi paugeran adat istiadat yang dianut keraton selama ini. Salah satu poin sabda raja yang kontroversial adalah keputusannya mengangkat putri tertuanya sebagai calon pewaris takhta Yogyakarta. Sebelumnya, belum pernah ada perempuan yang memimpin kerajaan itu.

Sutiyono, yang juga Kepala Desa Banyusoca Playen Gunungkidul, membantah jika ketidakhadiran perwakilan paguyuban dukuh ke open house Sultan karena mengikuti langkah para kerabat keraton yang sengaja mangkir saat acara Ngabekten di Keraton, Sabtu, 18 Juli lalu. Para adik tiri Sultan HB X ketika itu juga tak hadir karena menolak sabda raja HB X.

"Ini inisiatif kami sendiri, tak ada suruhan atau instruksi siapa pun, bukan ikut-ikut," ujarnya.

Toh, lanjut Sutiyono, Sultan juga biasanya akan berkeliling ke semua daerah kabupaten/kota untuk menggelar syawalan bersama jajaran pemerintah daerah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Mungkin kami ikut yang saat (Sultan) berkeliling saja, biasanya jajaran perangkat desa dan dukuh juga diundang," ujarnya.

Ketua Paguyuban Seksi Keamanan Keraton (Paksi Katon), sebuah organisasi sayap keamanan sipil untuk keraton, Muhammad Suhud, juga berencana tak hadir dalam acara open house di Kepatihan itu.

"Saya tidak hadir karena masih repot," ujar Suhud.

Paksi Katon dalam tiap acara open house baik yang digelar di Kepatihan atau Keraton, biasanya terlibat aktif. Mereka bertugas membantu satuan Polisi Pamong Praja mengamankan ribuan warga yang hendak bersilaturahmi dengan Sultan.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

4 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

5 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

6 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

16 hari lalu

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyebar udik-udik bagian dari acara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara dalam menyambut Maulud Nabi. TEMPO/Subekti
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.


Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

17 hari lalu

Logo perguruan pencak silat Merpati Putih. wikipedia
Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

30 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

36 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

36 hari lalu

Prajurit Keraton Yogyakarta mengawal arak-arakan gunungan Grebeg Syawal di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Sebanyak enam buah gunungan diarak dalam acara ini. TEMPO/Pius Erlangga
269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

37 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

37 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.