TEMPO.CO , Surabaya: Sekitar 280 orang calon penumpang program mudik gratis Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya akibat cuaca buruk. Mereka masih menanti kepastian keberangkatan ke Kepulauan Masalembu, kabupaten Sumenep.
Salah satu calon penumpang, Ahmad Hidayat, meminta agar Pemprov segera memberikan solusi nyata. Sebab, sejak 13 Juli mereka tak mendapatkan fasilitas makan dan tempat yang layak.
Ahmad mendesak agar para penumpang diangkut dengan kapal yang lebih besar sehingga mereka dapat mudik ke kampung halaman. “Kenapa pemerintah tidak bisa mencarikan kapal penumpang yang layak? Orang-orang dari Jakarta bisa mudik gratis pakai kapal perang, kenapa kami tidak bisa?”
Warga Masalembu yang lain, Sultan Hasanudin mengungkapkan, ombak besar wajar terjadi di Kepulauan Masalembu yang dijuluki Segitiga Bermuda Indonesia tersebut. Letaknya di tengah Laut Jawa, sehingga terdapat pertemuan arus antara Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
“Jadi meskipun perairan lain tenang, di tempat kami ombaknya bisa 5 sampai 8 meter. Tapi kami aman-aman karena memang biasanya begitu,” kata dia.
Kelebihan muatan penumpang juga mulai mengancam. Seharusnya, kapal kloter kedua itu dijadwalkan berangkat Senin, 13 Juli lalu. Namun karena cuaca buruk, keberangkatannya tertunda hingga pada jadwal mudik gratis kloter kedua hari ini. Akibatnya, terjadi penumpukan calon penumpang yang semuanya berharap segera diberangkatkan.
Aksi protes sempat mewarnai saat pendataan peserta mudik kloter kedua yang telah memiliki tiket, dengan pemudik kloter ketiga yang baru akan mendaftar.
Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut Dinas Perhubungan Jawa Timur Ninik Rosnanik mengatakan, pihaknya mengupayakan keberangkatan pada Kamis, 16 Juli esok pagi. “Tapi kalau masih berbahaya, ya kita ikuti keputusan dari Syahbandar. Namanya kondisi alam kita tidak bisa melawan,” katanya saat ditemui di terminal penumpang sementara.
Ninik menegaskan, Pemprov memprioritaskan peserta mudik yang sudah memegang tiket, yakni mereka yang telah menunggu sejak tanggal 13 Juli. “Untuk yang baru datang akan kami alihkan jadwal berikutnya. Kapasitas kapal maksimal 200 orang, jadi kami patuhi ketentuan keselamatan yang ada.”
Sementara itu, juru bicara PT Pelindo III Dhany Rachmad Agustian menyatakan siap melayani penumpang yang terlantar di terminal penumpang sementara. Selain diperbolehkan menginap, mereka mendapatkan makan siang gratis atau takjil bagi yang berpuasa.
ARTIKA RACHMI FARMITA